Perusahaan media sosial Facebook kini berjuang untuk mengubah nama perusahaannya menjadi Meta Platforms Inc – atau singkatnya “Meta” – untuk mencerminkan apa yang disampaikan CEO Mark Zuckerberg tentang komitmennya mengembangkan teknologi di sekitar diri kita sendiri atau “surround-yourself-technology” yang dikenal sebagai “metaverse.” Namun jejaring media sosial itu sendiri akan tetap disebut Facebook.
Mereka yang skeptis akan perubahan nama ini dengan cepat menuduh perusahaan itu berupaya mengubah topik pembicaraan dari Facebook Papers, suatu kumpulan dokumen yang bocor dan telah membuat perusahaan itu dililit krisis terbesar sejak didirikan di kamar asrama Zuckerberg di Harvard pada 17 tahun lalu.
BACA JUGA: Staf Senior Facebook Dicecar Parlemen InggrisDokumen-dokumen itu menggambarkan Facebook sebagai perusahaan yang mengutamakan keuntungan dibanding membersihkan platform itu dari kebencian, perselisihan politik dan disinformasi di seluruh belahan dunia.
Kepada kantor berita Associated Press, konsultan pemasaran Laura Ries menyamakan langkah Facebook untuk mengubah namanya sama seperti yang dilakukan oleh perusahaan minyak British Petroleum yang mengubah citra dirinya menjadi “Beyond Petroleum” untuk menghindari kecaman bahwa perusahaan itu menimbulkan dampak yang besar terhadap kerusakan lingkungan.
“Facebook adalah platform media sosial dunia dan mereka telah dituduh menciptakan sesuatu yang membahayakan manusia dan masyarakat,” ujar Ries. Ia menggarisbawahi bahwa “mereka (Facebook.red) tidak dapat keluar dari (citra) jejaring sosial itu dengan nama perusahaan baru dan (langsung) bicara tentang metaverse (untuk) masa depan.”
Aplikasi Facebook, di mana pengguna memasang pembaruan informasi pribadi dan menunjukkan rasa suka, tidak mengubah namanya. Instagram, WhatsApp dan Messenger juga masih menggunakan nama yang sama. Struktur perusahaan itu juga tidak akan berubah. Namun pada 1 Desember, sahamnya akan mulai diperdagangkan di bawah simbol baru MVRS, yang merupakan singkatan dari Metaverse.
Metaverse adalah dunia tiga dimensi (3D) yang dapat dinikmati oleh para pengguna internet. Zuckerberg menggambarkannya sebagai “lingkungan virtual” di mana pengguna dapat masuk ke dalamnya, dan bukan sekedar melihat di layar. Orang-orang dapat bertemu, bekerja dan bermain, menggunakan headset realitas virtual, kacamata realitas tertambah, aplikasi ponsel cerdas dan piranti-piranti lainnya.
Menurut Victoria Petrock, analis yang mengikuti perkembangan teknologi baru, Meta juga akan menggabungkan aspek lain dari kehidupan di dunia maya, seperti belanja dan media sosial.
Perusahaan teknologi lainnya, seperti Microsoft, pembuat chip Nvidia dan pembuat Fortnite Epic Games semuanya telah menjabarkan visi mereka sendiri tentang bagaimana metaverse akan bekerja.
Zuckerberg mengatakan ia berharap metaverse akan menjangkau satu miliar orang dalam dekade yang akan datang. Ia juga mengatakan bahwa harapannya teknologi baru itu akan menciptakan jutaan pekerjaan bagi para “creator” atau pembuat aplikasi baru.
Pengumuman ini muncul di tengah pengawasan legislatif dan meningkatnya kecaman terhadap Facebook di banyak negara di dunia karena Facebook Papers. Membangun citra baru perusahaan dinilai tidak akan menyelesaikan segudang masalah yang terungkap dalam dokumen internal.
Zuckerberg sendiri menyebut kehebohan yang terjadi dipicu oleh Facebook Papers itu sebagai hal yang tidak adil. [em/lt]