Menanggapi penolakan Senat atas vetonya, Presiden Trump mengkritik RUU pertahanan dengan berbagai alasan. Ia menyebut RUU itu sebagai "hadiah" bagi China dan Rusia. Ia juga mengatakan RUU itu membatasi kemampuannya mengurangi jumlah pasukan di Afghanistan, Korea Selatan dan di tempat lain.
Ia juga menegaskan bahwa RUU itu harus mencakup pencabutan undang-undang federal, yang dikenal sebagai Pasal 230. Pasal itu memberi perlindungan terhadap kewajiban untuk bertanggung jawab kepada perusahaan internet, seperti Facebook, Twitter dan Google, yang kerap dituduhnya sebagai bias antikonservatif.
Dalam cuitan di Twitter, sebagaimana dikutip dari AFP, Trump menulis, "Senat Republik kita baru saja melewatkan kesempatan untuk menyingkirkan Pasal 230, yang memberi kekuasaan tak terbatas kepada perusahaan-perusahaan Teknologi Besar. Memprihatinkan!!!"
Our Republican Senate just missed the opportunity to get rid of Section 230, which gives unlimited power to Big Tech companies. Pathetic!!! Now they want to give people ravaged by the China Virus $600, rather than the $2000 which they so desperately need. Not fair, or smart!
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) January 1, 2021
Sedangkan menanggapi penolakan Senat untuk menaikkan uang bantuan mengatasi imbas pandemi, Trump menulis, "Sekarang mereka ingin memberi orang-orang yang sengsara akibat Virus China $600, bukannya $2.000 yang sangat mereka butuhkan."
Trump menyebut virus corona sebagai Virus China. Secara luas sebutan itu dinilai rasis dan mengundang teori konspirasi. [ka/ah]