Di Yaman Utara, Houthi Hadapi Virus dengan Penyangkalan

Petugas medis merawat pasien COVID-19 di unit perawatan intensif di sebuah rumah sakit di Sanaa, Yaman, Minggu, 14 Juni 2020. (AP Photo/Hani Mohammed)

Selama tiga hari bulan lalu, Nasser bergabung dengan ratusan orang lainnya yang terjebak di ruang gawat darurat di ibu kota Yaman, Sanaa, mencari tempat tidur di rumah sakit untuk ibunya, yang berjuang untuk bernapas. Pada saat sebuah kamar tersedia, ibunya sudah meninggal.

Tetapi kematiannya tentu saja tidak akan dihitung dalam jumlah kematian akibat virus corona di negara itu. Secara resmi, hanya ada empat kasus virus corona dan satu kematian di Yaman utara, menurut otoritas pemberontak Houthi yang menguasai ibu kota dan provinsi-provinsi sekitarnya.

Bukan hanya sistem perawatan kesehatan yang harus disalahkan atas kematian yang tidak terhitung. Dalam wawancara dengan kantor berita Associated Press, belasan dokter, pekerja bantuan, penduduk Sanaa dan kerabat dari mereka yang diyakini telah meninggal karena virus corona mengatakan bahwa pihak berwenang Houthi sedang mendekati keadaan pandemi dengan penyangkalan sehingga mengancam akan lebih membahayakan penduduk yang sudah rentan.

Mereka mengatakan para dokter dipaksa untuk memalsukan penyebab kematian di surat-surat resmi, vaksin disikapi dengan ketakutan, dan tidak ada batasan atau pedoman pada pertemuan publik, apalagi pemakaman. [lt/ab]