Pertemuan yang disebut-sebut sebagai dialog nasional untuk pejabat daerah dan negara di Venezuela yang resah, diadakan hari Senin (24/2) tanpa pemimpin oposisi terkemuka negara itu.
Gubernur Henrique Capriles, calon oposisi dalam dua pemilihan presiden terakhir, mengatakan tidak bersedia menghadiri pertemuan yang diadakan Presiden Nicolas Maduro di tengah-tengah kerusuhan politik yang telah melanda negara itu dalam beberapa minggu ini.
Capriles tidak mengatakan apakah ia juga tidak akan menghadiri konferensi perdamaian nasional yang hendak diadakan presiden hari Rabu (26/2). Capriles, gubernur negara bagian Miranda yang kaya, mengatakan kepada para wartawan bahwa menghadiri pertemuan hari Senin akan kelihatan seperti mendukung pemerintah yang katanya telah melakukan penindasan sementara pasukan dan polisi telah bentrok dengan pemrotes.
Capriles juga mengatakan ia tidak bersedia hadir sementara seorang lagi pemimpin oposisi, Leopoldo Lopez, tetap ditahan bersama puluhan lainnya yang turut dalam demonstrasi anti-pemerintah.
Lopez, seorang mantan walikota satu daerah di ibukota, sedang ditahan dalam tahanan militer di luar Caracas atas tuduhan, antara lain, menghasut kekerasan untuk mengadakan demonstrasi massa oposisi tanggal 12 Februari yang disusul dengan bentrokan yang mengakibatkan tiga orang tewas dan menyulut gelombang kerusuhan yang telah melanda Venezuela sejak itu.
Capriles tidak mengatakan apakah ia juga tidak akan menghadiri konferensi perdamaian nasional yang hendak diadakan presiden hari Rabu (26/2). Capriles, gubernur negara bagian Miranda yang kaya, mengatakan kepada para wartawan bahwa menghadiri pertemuan hari Senin akan kelihatan seperti mendukung pemerintah yang katanya telah melakukan penindasan sementara pasukan dan polisi telah bentrok dengan pemrotes.
Capriles juga mengatakan ia tidak bersedia hadir sementara seorang lagi pemimpin oposisi, Leopoldo Lopez, tetap ditahan bersama puluhan lainnya yang turut dalam demonstrasi anti-pemerintah.
Lopez, seorang mantan walikota satu daerah di ibukota, sedang ditahan dalam tahanan militer di luar Caracas atas tuduhan, antara lain, menghasut kekerasan untuk mengadakan demonstrasi massa oposisi tanggal 12 Februari yang disusul dengan bentrokan yang mengakibatkan tiga orang tewas dan menyulut gelombang kerusuhan yang telah melanda Venezuela sejak itu.