Diaspora Filipina di Australia Protes Kunjungan Pribadi Marcos Jr.

Kandidat presiden Ferdinand "Bongbong" Marcos Jr. saat siaran langsung di markas besarnya di Mandaluyong, Filipina, 11 Mei 2022. (Foto: AP)

Sejumlah anggota komunitas Filipina di Australia, Selasa (17/5), menggelar aksi protes di luar sebuah gedung apartemen di Melbourne di mana calon presiden baru Filipina, Ferdinand Marcos Jr., dilaporkan sedang mengunjungi putranya.

Marcos Jr. melakukan kunjungan keluarga secara pribadi, kata juru bicara Victor Rodriguez kepada wartawan di Manila. Perdana Menteri Australia Scott Morrison menelepon Marcos Jr. pada hari Selasa (17/5) untuk mengucapkan selamat kepadanya atas kemenangannya dalam pemilihan 9 Mei, kata Rodriguez.

Rodriguez mengkritik sekelompok kecil pengunjuk rasa di trotoar di luar gedung apartemen di Melbourne itu. ''Ini memalukan bagi orang Filipina. Bukan sifat orang Filipina mempermalukan sesama orang Filipina di negara lain,'' kata Rodriguez.

Seorang pengunjuk rasa memegang foto yang memuat foto putra mendiang diktator, Ferdinand Marcos Jr., kiri, dan Wali Kota Davao Sara Duterte selama protes di luar Komisi Hak Asasi Manusia di kota Quezon, Filipina, 14 November 2021. (Foto: : AP)

“Saya pikir otoritas atau pihak terbaik yang dapat mengatakan apakah ia diterima atau tidak adalah pemerintah Australia, bukan sesama orang Filipina yang ada di sana. Mereka penuh kebencian dan memiliki hati yang dengki,'' tambah Rodriguez.

Para pengunjuk rasa memegang spanduk-spanduk bertuliskan, “Jangan Lagi Fasisme dan Tirani'' dan “Dulu Kekayaan yang Dicuri, Kini Pemilu yang Dicuri.''

Marcos Jr. -- putra mantan diktator Filipina dengan nama sama -- tiba di Melbourne, Senin, untuk mengunjungi putranya Vincent, yang terdaftar di satu universitas di kota terpadat kedua di Australia itu, lapor surat kabar The Age.

BACA JUGA: Presiden Baru Filipina Tak Mau Dinilai Berdasarkan Sejarah Keluarga 

Kemenangan Marcos Jr. dan sekutu-sekutunya adalah pembalikan dramatis dari pemberontakan “Kekuatan Rakyat'' pada tahun 1986 yang memaksa ayahnya mundur dari jabatannya setelah bertahun-tahun melakukan pelanggaran HAM dan penjarahan yang tidak pernah diakui putranya.

Marcos Jr. meraih lebih dari 31 juta suara dalam penghitungan tidak resmi dan diproyeksikan menjadi salah satu presiden Filipina dengan mandat terkuat dalam beberapa dekade. Sara Duterte, pasangan wakil presiden, yang kebetulan juga putri presiden yang akan segera mengakhiri jabatannya, tampaknya juga menang dengan selisih suara yang besar.

Presiden AS Joe Biden dan Presiden China Xi Jinping termasuk di antara para pemimpin dunia yang telah memberi selamat kepada mereka. Presiden dan wakil presiden yang dipilih secara terpisah akan mulai menjabat pada 30 Juni untuk masa jabatan enam tahun setelah Kongres mengkonfirmasi hasilnya. [ab/ka]