Pihak berwenang di Kota Weizhou, China utara, menunda keputusan untuk merobohkan sebuah masjid besar, Sabtu (11/8), setelah ribuan orang berunjuk rasa menentang rencana tersebut, kata penduduk setempat.
Seperti dilaporkan kantor berita AFP, rencana perobohan masjid itu merupakan bagian dari upaya pemerintah memperketat kegiatan keagamaan.
Di seluruh China, para pejabat pemerintah berusaha membatasi kebebasan beragama bagi Muslim, sebagai bagian dari upaya luas untuk membuat para penganut agama sejalan dengan ajaran Partai Komunis yang berkuasa.
Demonstran mulai berkumpul pada Kamis (9/8), sehari sebelum batas waktu untuk merobohkan masjid agung kota itu, kata penduduk setempat.
Video yang diposting di media lokal beberapa hari terakhir menunjukkan pemrotes berkumpul di depan masjid, sementara polisi dengan perisai anti huru-hara berjaga di dekatnya.
Sambil memegang bendera China, para pengunjuk rasa duduk diam di tangga masjid dan hilir-mudik di sekitar sebuah plaza sebelum melakukan salat Jumat, menurut video yang belum dapat diverikasi oleh kantor berita AFP.
Seorang pemilik restoran mengatakan kepada AFP, “pemerintah mengatakan masjid itu bangunan liar, padahal sebenarnya tidak. Masjid itu sudah berumur ratusan tahun,” katanya. [vm/al]