Diduga Lakukan Pelecehan Seksual, Kepala Tim Sepakbola Afghanistan Diskors

Sekjen Federasi Sepabola Afghanistan, Sayed Alireza Aqada, berbicara dalam sebuah konferensi pers di Kabul tanggal 1 Desember 2018 (foto: Noorullah Shirzada/AFP)

Jaksa Agung Afghanistan telah menskors lima pejabat Federasi Sepakbola Afghanistan, termasuk presiden organisasi itu, pasca dugaan pelecehan seksual terhadap anggota-anggota tim sepakbola perempuan negara itu.

Hukuman itu dijatuhkan hanya beberapa hari setelah Presiden Afghanistan Ashraf Ghani memerintahkan penyelidikan terhadap tuduhan yang pertama kali dilaporkan oleh suratkabar Inggris “The Guardian.”

Ghani mengatakan tuduhan-tuduhan itu “mengejutkan seluruh warga Afghanistan.”

“Kantor Kejaksaan Agung telah menskors… presiden federasi sepakbola, wakil presiden, sekretaris jendral, kepala kiper dan kepala koordinator propinsi,” ujar Jamshid Rasuli, juru bicara Jaksa Agung kepada kantor berita Perancis AFP.

Sekretaris Jendral AFF Sayed Alireza Aqazada membantah keras apa yang disebutnya sebagai tuduhan tidak berdasar. “Tidak ada pelecehan seksual yang dilakukan terhadap pesepakbola perempuan,” tegasnya.

Namun anggota tim yang berbicara pada “The Guardian” mengatakan bahwa pelecehan seksual itu terjadi di beberapa tempat, termasuk markas federasi itu di Afghanistan dan sebuah kamp pelatihan di Yordania Februari lalu.

“The Guardian” melaporkan para pesepakbola perempuan itu dilecehkan oleh tokoh-tokoh senior yang termasuk dalam AFF, termasuk Presiden AFF Keramuddin Karim.

Federasi Sepakbola Internasional FIFA mengatakan pihaknya “tidak mentolerir pelanggaran-pelanggaran semacam itu, dan akan mengkaji kasus yang dinilai sebagai “serius” itu.

Seorang mantan kapten tim yang kini tinggal di Denmark, Khalida Popal, telah berbicara dengan pers tentang dugaan pelecehan yang dialaminya dan juga rekan-rekannya itu. Ia baru-baru mengatakan kepada suratkabar “The New York Times” bahwa Presiden AFF Keramuddin Karim secara seksual melecehkan perempuan di kamar tidur yang terletak di belakang kantornya. Karim menjebak mereka di dalam ruangan tertutup, dimana pintu ruangan hanya bisa dibuka oleh Karim.

Popal melarikan diri dari Afghanistan pada tahun 2012, tetapi masih bekerja dengan tim pesepakbola perempuan yang melangsungkan kamp pelatihan di luar perbatasan negara itu. Popal mengorganisir kamp pelatihan di Yordania awal tahun ini, dimana federasi Afghanistan mengirim dua laki-laki sebagai pendamping. Kedua laki-laki itu yang telah melecehkan sebagian pesepakbola perempuan yang ikut kamp itu.

Popal mengatakan kepada sejumlah media bahwa ia telah melaporkan Presiden AFF Keramuddin Karim atas pelecehan yang didengarnya terjadi di Yordania itu dan diberitahu bahwa orang yang bertanggungjawab terhadap insiden itu akan dihukum. Ironisnya, kedua laki-laki yang melakukan pelecehan itu justru dipromosikan.

Popal melarikan diri dari Afghanistan setelah mendapat ancaman pembunuhan dan telah berulangkali berbicara lantang tentang diskriminasi yang dihadapi perempuan di negara yang sangat konservatif itu. [em]