Prancis sedang menyelidiki raksasa teknologi AS, Apple, karena diduga dengan sengaja membiarkan produk telepon pintarnya ketinggalan zaman dengan membatasi layanan reparasi, kata jaksa dan sebuah asosiasi hari Senin (15/5).
Penyelidikan terhadap dugaan praktik komersial yang menyesatkan dan pengusangan terencana itu telah dilakukan sejak Desember, kata kantor kejaksaan Paris.
Penyelidikan itu menindaklanjuti sebuah keluhan yang diajukan oleh asosiasi Halt Planned Obsolescence (HOP).
HOP mengatakan pihaknya berharap investigasi itu akan menunjukkan bahwa produsen iPhone itu “mengaitkan nomor seri suku cadang dengan telepon pintarnya, termasuk melalui cip mikro, sehingga memberi pabrikan itu kemungkinan untuk membatasi layanan perbaikan oleh tukang reparasi yang tidak disetujui atau menurunkan kualitas telepon pintar yang diperbaiki dengan menggunakan suku cadang umum.”
BACA JUGA: Cek Fakta: Bandingkan TikTok dengan Apple, Komentator China Beri Info Keliru soal Keterbukaan Beijing terhadap Bisnis AsingAsosiasi itu meminta Apple “menjamin hak untuk memperbaiki perangkat dengan logika ekonomi sirkular yang sesungguhnya.”
Apple Prancis tidak segera memberikan tanggapan.
Pada 2020, Apple setuju untuk membayar 25 juta euro (pada saat itu setara $27,4 juta) karena tidak memberi tahu pengguna iPhone bahwa pembaruan perangkat lunak dapat memperlambat kinerja perangkat lama.
Skandal itu muncul pada Desember 2017, ketika raksasa teknologi AS itu mengaku bahwa perangkat lunak iOS terbarunya memperlambat kinerja ponsel lama yang masa pakai baterainya memburuk. [rd/jm]