Badan Pabean dan Perlindungan Perbatasan (CBP) hari Rabu (12/2) mengeluarkan perintah untuk mengakhiri pengiriman produk kapas dari Korps Perlindungan dan Konstruksi Xinjiang (XPCC) yang mirip entitas militer. Perintah tersebut juga mewajibkan perusahaan Amerika mana pun yang ingin mengimpor produk kapas dari China agar membuktikan bahwa produk itu tidak berasal dari XPCC atau termasuk dalam rantai pasokannya.
Xinjiang adalah sumber utama kapas dan tekstil yang digunakan oleh banyak merek pakaian terbesar dan terkenal di dunia. XPCC memproduksi sebanyak 30 persen kapas China pada tahun 2015.
Ken Cuccinelli, penjabat Wakil Menteri Keamanan Dalam Negeri, yang membawahi CBP, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pakaian apa pun yang ditempeli dengan label “Buatan China” harus dianggap sebagai “label peringatan” karena dibuat oleh “tenaga kerja budak.”
Penjabat kepala CBP, Mark Morgan mengatakan, “penggunaan kerja paksa secara sistemik oleh China di wilayah Xinjiang harus mengusik setiap bisnis dan konsumen Amerika. Kerja paksa adalah pelanggaran hak asasi manusia yang merugikan pekerja yang rentan dan menyebabkan persaingan tidak adil ke dalam rantai pasokan global.”
BACA JUGA: DPR AS Sahkan RUU Larang Barang-barang Produksi XinjiangLarangan itu sebagai reaksi terhadap studi terbaru dan laporan berita yang mendokumentasikan bagaimana sekelompok orang di Xinjiang, sebagian besar minoritas Muslim Uighur dan Kazakh, telah direkrut untuk program-program yang menugaskan mereka untuk bekerja di pabrik, pertanian kapas, pabrik tekstil dan berbagai pekerjaan kasar lainnya di kota-kota di provinsi itu. [lt/ab]