Surat Kabar Hadapi Masa Depan Tak Pasti

Semakin banyak warga Amerika kini mengabaikan surat kabar, yang tadinya merupakan sumber berita utama.

Internet sebagai sumber berita kini mengalahkan kepopuleran berbagai media cetak.

Pada awal dekade 1980-an, kemunculan video-video klip di saluran televisi MTV dianggap mematikan peran radio, seperti dituangkan dalam lagu Video Killed The Radio Stars karya The Buggles.

Kini nasib sama yang menimpa radio 30 tahun lalu, menimpa industri media cetak Amerika, terutama koran-koran. Satu persatu, surat kabar di Amerika berguguran. Sebut saja The Rocky Mountain News di Denver yang harus gulung tikar setelah terbit selama 150 tahun. Sementara itu, The Seattle Post Intelligencer dan The San Francisco Chronicle kini hanya menerbitkan edisi online. Menurut sebuah data riset, meskipun orang Amerika masih membaca surat kabar, sekarang internet menjadi sumber berita yang lebih populer. "Biasanya saya tinggal membuka internet untuk membaca berita," demikian komentar yang sering diutarakan warga Amerika.

Dengan semakin banyak orang yang mengakses berita melalui telepon selular atau alat portabel lainnya, bisnis persuratkabaran menjadi usaha yang nirlaba. Salah satu surat kabar lain yang sedang mengalami kesulitan adalah The Washington Times. Penerbitnya, Jonathan Slevin mengatakan, "Anggaran perusahaan kami sudah dikurangi 40 persen. Di abad digital ini pemasukan bagi bisnis media cetak terbagi dengan perolehan media lain. Para pengiklan juga memiliki banyak alternatif."

Di sisi lain, dengan berbagai model telepon selular yang dilengkapi kamera, serta video portabel lain, yang dapat dengan mudah merekam sebuah peristiwa, setiap anggota masyarakat dapat menjadi seorang reporter. Kehadiran website seperti youtube.com, menciptakan profesi baru, “the citizen journalist” atau yang dikenal dengan sebutan pewarta warga.

Direktur Institute for Interactive Journalism di American University di Washington, Jan Schaffer, menjelaskan fenomena ini lebih lanjut. "Apa yang disampaikan para pewarta warga melalui internet tidak selalu sama dengan berita dan informasi yang disampaikan jurnalis tradisional, namun tidak berarti apa yang mereka sampaikan tidak bernilai berita; nilainya saja yang berbeda," ujar Schaffer.

Jim Gaines, mantan editor majalah TIME yang mendirikan sebuah perusahaan penerbit digital, Story River Media, menilai bahwa surat kabar mengalami kesulitan mencari perannya dalam lingkungan media baru. Jim menambahkan, "Kesalahan yang dilakukan media cetak adalah menganggap internet sebagai saluran distribusi yang baru, padahal internet adalah sebuah media baru."

Shaun Quigley, seorang eksekutif di Brunner Advertising, menduga bahwa tahun 2010 akan menjadi tahun pertama di mana anggaran para pemasang iklan lebih besar untuk media online dari pada untuk media cetak. Shaun menambahkan, "Industri surat kabar dan versi online dari surat kabar tersebut saat ini sedang mengalami kegoyahan. Mereka tidak bisa menunjukkan nilai penting dari medianya kepada para pembaca, yang di lain sisi, bisa mendapatkan berita dari sumber yang lain yang lebih cepat."

Kelangsungan hidup surat kabar, yang versi cetak maupun versi online tergantung kepada kecepatan dan cara mereka menyampaikan informasi. Dalam masyarakat yang bebas, orang memiliki akses terhadap banyak media baru, sehingga koran harus bisa bersaing dengan mereka. Bisakah mereka bertahan?