Warga Tonga yang ketakutan melarikan diri ke tempat yang lebih tinggi pada Sabtu (15/1) setelah letusan gunung berapi besar - terdengar di negara-negara tetangga – sehingga memicu peringatan tsunami di Pasifik Selatan.
"Gelombang tsunami 1,2 meter terlihat di Nuku'alofa," cuit Biro Meteorologi Australia.
Erupsi terakhir gunung berapi Hunga Tonga-Hunga Ha'apai terjadi hanya beberapa jam setelah peringatan tsunami pada Jumat (14/1) dicabut.
Mere Taufa mengatakan dia berada di rumahnya bersiap-siap untuk makan malam ketika gunung berapi meletus.
"(Tsunami) itu sangat besar, tanah bergetar, rumah kami bergetar. Lalu datang dalam gelombang. Adik laki-laki saya mengira bom meledak di dekatnya," kata Taufa kepada situs berita Stuff.
Dia mengatakan air memenuhi rumah mereka beberapa menit kemudian dan dia melihat dinding rumah tetangga runtuh.
Raja Tonga Tupou VI dilaporkan telah dievakuasi dari Istana Kerajaan di Nuku'alofa dan dibawa oleh konvoi polisi ke sebuah vila yang jauh dari garis pantai.
Letusan awal berlangsung setidaknya delapan menit dan mengirimkan gumpalan gas, abu dan asap beberapa kilometer ke udara.
BACA JUGA: Pandemi Melanda, Beban Utang di Negara Berkembang BertambahLetusan itu begitu keras sehingga terdengar sebagai "suara guntur yang keras" di Fiji lebih dari 800 kilometer jauhnya, kata para pejabat di Suva.
Pusat Peringatan Tsunami Pasifik mengeluarkan "peringatan tsunami" untuk Samoa, mengatakan ada ancaman "fluktuasi permukaan laut dan arus laut yang kuat yang bisa menjadi bahaya di sepanjang pantai.”
Peringatan serupa dikeluarkan oleh pihak berwenang di Selandia Baru, Fiji, Vanuatu dan Australia -- di mana pihak berwenang mengatakan sejumlah garis pantai termasuk Sydney dapat terkena gelombang tsunami.
Gunung berapi Hunga Tonga-Hunga Ha'apai terletak di sebuah pulau tak berpenghuni sekitar 65 kilometer sebelah utara Ibu Kota Tonga, Nuku'alofa. [ah]