Bagaikan sebuah kejutan bagi komikus asal Bandung, Ario Anindito, ketika ia mendapat kabar bahwa dirinya ditunjuk untuk mengerjakan proyek komik terbaru Marvel, “Star Wars: The High Republic.” Komik ini mengambil latar belakang ratusan tahun sebelum film “Star Wars: Episode I,” sebelum ada keluarga Skywalker.
Nama Ario Anindito, yang sudah terpampang di berbagai komik Marvel sejak tahun 2014, dipilih berdasarkan hasil rapat dari beberapa penulis dan tim Star Wars yang “mengkonsepkan semuanya” di Skywalker Ranch. Ini adalah tempat kerja pencipta Star Wars, George Lukas, dan timnya di California, Amerika Serikat.
“Sampai sekarang rasanya kayak masih mimpi aja,” kata Ario Anindito saat dihubungi VOA di studionya di Bandung, melalui Skype.
Menciptakan Desain Karakter Star Wars Baru
Bekerja sama untuk pertama kalinya dengan penulis asal Inggris, Cavan Scott, yang pernah menulis cerita komik Doctor Who, Vikings, dan Power Rangers, serta inker atau peninta, Mark Morales, yang menggarap komik Avengers; Ario berperan penting sebagai co-creator alias salah satu pencipta, sekaligus penciller atau penggambar.
Sebagai penciller, Ario bertugas untuk menuangkan isi naskah, ke dalam visual di panel-panel komik.
“Jadi istilahnya kalau di film itu, aku jadi director dan cameramen. Jadi aku yang menentukan ekspresi karakternya positioning karakternya, terus aku menentukan sudut pandang yang diambil dari mana gitu,” ujar komikus yang juga pernah bekerja untuk DC Comics ini.
Ini memang bukan pertama kalinya Ario terlibat dalam penggarapan komik Star Wars produksi Marvel. Ia pernah menggarap komik bertajuk, “Star Wars Annual,” pada tahun 2015. Kali ini, perannya yang juga sebagai co-creator, memiliki tanggung jawab yang besar dalam mendesain karakter-karakter dan planet baru dalam Star Wars.
“Ada beberapa karakter yang belum punya bentuk. Jadi baru ada deskripsinya dan disini aku terlibat langsung mendesain bentuk-bentuk karakternya,” jelas Ario.
Salah satunya adalah karakter Keeve Trennis yang diciptakan oleh Cavan Scott, seperti dilansir dari situs resmi Star Wars.
“Sekarang bisa melihat karakter ini hidup melalui karya Ario dan Mark (Morales) sungguh mengagumkan,” kata Cavan Scott.
Tuang Imajinasi ke Panel Komik
Mendesain karakter baru untuk cerita legendaris seperti Star Wars adalah tantangan terbesar yang pernah Ario hadapi. Ia berusaha keras membangkitkan imajinasinya, untuk menggambar karakter-karakter dan planet-planet baru, sesuai dengan naskah komik yang ditulis oleh Cavan Scott.
Pernah bercita-cita menjadi petualang seperti Indiana Jones, namun pupus karena takut ketinggian, Ario lalu menuangkan berbagai hal ekstrim dalam benaknya, ke dalam panel-panel komiknya.
“Di komik ini, aku bisa menggambarkan lagi gitu ketika berpetualang ke sebuah planet yang baru, berlari dari mahkluk, loncat ke sana, loncat ke sini, dan membangkitkan kembali ingatan (dimana), ini adalah alasanku dari awal ingin menjadi seniman komik. Dan aku sangat bahagia,” katanya.
Tidak hanya itu, untuk proyek kali ini, Ario benar-benar fokus dan menjiwai apa yang ia gambar, hingga sedetil mungkin.
“Yang tadinya mungkin aku bikin background simple aja, sekarang aku bikin bener-bener yang detailed, meticulous, complex background, (red: detil, sangat teliti, latar belakang yang kompleks)” jelasnya.
Hasil gambarnya pun lalu masih harus melalui proses revisi dan persetujuan langsung dari sang penulis naskah, juga rumah produksi Star Wars, Lucasfilm. Setelah melihat gambarnya, Ario mengatakan, Cavan Scott “puas banget” dan memuji hasil karyanya, yang menurutnya sesuai dengan bayangannya.
“Buat penggambar itu udah kayak statement yang paling diimpikan. Cavan bilang, ‘lebih bagus daripada yang gue bayangin.’ Itu buat saya sangat berarti. Lebih dari uang. Karena itu adalah apresiasi nyata dari orang yang menciptakannya,” kata lulusan S1 jurusan Arsitektur Universitas Parahyangan, Bandung ini.
Ario dan Cavan sama-sama memiliki kecintaan yang mendalam akan Star Wars. Bahkan saat pertama kali rapat virtual, keduanya saling memamerkan koleksi Star Wars masing-masing.
“Jadi kayak dua anak kecil yang lagi cerita soal Star Wars, yang ada di imajinasinya mereka gitu loh,” ujar komikus yang juga pernah mendesain beberapa patung bertema superhero ini.
Ajak Fans Jajaki Petualangan Baru
Karakter-karakter dan era yang baru ini kini menjadi sebuah titik penting dalam cerita Star Wars, yang membuat kesuksesannya diragukan. Apalagi mengingat bahwa cerita komik Star Wars kali ini tidak akan menghadirkan tokoh-tokoh dari keluarga Skywalker.
“Jadi banyak banget pendapat yang berbeda-beda gitu kan. Dan aku pikir, untuk sesuatu yang taruhannya setinggi itu, this is a very high stake gitu ya. Mereka akan milih komikus yang level-nya jauh di atas aku, yang udah legend kali, yang udah superstar gitu kan,” cerita Ario yang masih tidak percaya bahwa dirinyalah yang terpilih.
Untuk proyek komik kali ini, Ario tidak ingin mengecewakan para pecinta Star Wars dan bertekad untuk meyakinkan mereka melalui gambarnya, bahwa komik ini tetap akan mengajak mereka berpetualang ke sebuah era yang epic.
“Ini adalah petualangan yang luar biasa. Kita melihat sebuah planet dan universe-universe yang baru, kita ketemu karakter yang baru, dan semuanya akan menyenangkan. Aku akan melakukan yang terbaik untuk menuangkannya secara visual,” kata komikus kelahiran tahun 1984 ini.
Namun, jangan khawatir, para penggemar Star Wars masih akan melihat sosok Yoda, di komik yang rencananya akan diterbitkan bulan Januari 2021 mendatang ini.
Elemen Indonesia di Komik
Sebagai komikus dari Indonesia, sesekali Ario menyisipkan gambar atau tulisan unik khas Indonesia, ke dalam gambarnya di komik Marvel. Salah satunya adalah macan Cisewu yang ia gambar di punggung Deadpool beberapa waktu lalu.
Untuk komik baru garapannya kali ini, Ario mengatakan belum mendapat “tempat yang pas” untuk memasukkan sisipan-sisipan yang bertema Indonesia.
“Terutama gini, karena kalau di komik-komik sebelumnya settingnya adalah real life gitu ya, maksudnya kayak kehidupan sehari-hari,” jelasnya.
“Kalau ini tuh alien universe. Universe-nya di luar angkasa, terus rata-rata alien. Aku pengin sih masukin, tapi kayak masih belum dapat momen dan spot yang pas buat masukin elemen-elemen Indonesia ke sini,” tambahnya.
Berkarya di Tengah Pandemi
Pandemi COVID-19 juga berdampak ke industri komik, seperti perampingan perusahaan, terhambatnya perilisan komik dikarenakan tutupnya tempat percetakan, ditambah lagi toko-toko komik yang mengalami penutupan di awal pandemi.
“Komik aku ‘Atlantic Attacks’ itu kemarin harusnya bulan Maret-April rilis, terus jadinya nggak rilis. Dia baru rilis nanti, November,” cerita Ario.
Dampak pandemi juga dirasakan oleh Ario. Biasa menghilangkan kebosanan dengan sesekali menggambar di luar studio, kini semua pekerjaan harus ia lakukan di rumah. Satu hal lagi yang menjadi tantangan adalah ketika menghadapi suasana hati di tengah ketidakpastian ini.
“Kita pasti juga mikir kan ada orang-orang yang mengandalkan hidupnya dari jualan sehari-hari, makannya dia itu tergantung jualan di hari itu dan sekarang mereka nggak bisa melakukan jualan sehari-hari itu gitu kan. Sebagai manusia kita pasti merasakan itu dan sebagai seniman itu ngaruh ke mood ku gitu, karena ada perasaan guilty,” ujar Ario.
Ario sendiri merasa bersyukur masih bisa mendapat pekerjaan di tengah pandemi ini, sementara banyak temannya yang sesama komikus atau penulis mengalami kesulitan dalam mencari pekerjaan. Namun, Ario berharap bisa tetap mendorong para pelaku di industri komik seperti dirinya supaya tidak “membunuh mimpi” mereka.
“Kalau misalnya sekarang harus berhenti gambar komik dulu misalnya, terus harus kerja yang lain, enggak apa-apa, kerja yang lain dulu. Tapi jangan ditinggalin. Sesekali kalau ada waktu, terus latihan gambar, sesekali kalau ada waktu, terus coba-coba gambar, coba-coba upload ke Internet gitu, siapa tahu (bisa) membuka jalan ini dan itu, membuka pintu yang baru,” pesannya.
Perjalanan karir Ario dalam mencapai titik yang sekarang, tidaklah selalu berjalan dengan mulus. Walau harus melalui masa-masa yang sulit, termasuk kondisi prihatin seperti pandemi sekarang ini, Ario menolak untuk “mengubur” mimpi-mimpinya.
“Kalau kamu percaya, maka kamu akan bisa menggapai (mimpi) itu dan itu yang bikin kita hidup. Itu yang bikin kita merasa menjadi manusia, ketika kita punya mimpi dan kita mewujudkan itu.” (di/em)