Dalam kunjungan empat hari ke Singapura, diplomat senior Liu Jianchao yang diperkirakan akan menjadi Menteri Luar Negeri China berikutnya, mengatakan “dunia membutuhkan jalinan, bukan pemisahan”.
Liu, yang mengepalai departemen internasional Partai Komunis China, berada di negara kota itu untuk bertemu dengan Perdana Menteri Lee Hsien Loong dan pemimpin baru Singapura, Wakil Perdana Menteri Lawrence Wong.
Ketika berpidato pada Dialog Future China, Rabu (27/3), media lokal melaporkan, Liu memperingatkan perlunya “peradaban untuk terlibat, bukan berselisih,” dalam konteks berbagai konflik dunia yang sedang terjadi.
Ketika membahas hubungan Washington dengan Beijing, Liu mengatakan “AS masih menerapkan kebijakan untuk menindas dan membendung China.”
Banyak pengamat China memperkirakan, Liu akan menggantikan Menteri Luar Negeri Wang Yi sebagai diplomat paling senior China berikutnya. Sebagian besar memperkirakan itu akan terjadi pada pertemuan politik tingkat tinggi China, Dua Sesi, awal bulan ini. Namun tidak ada pengumuman atau perubahan yang terjadi. Wang diangkat kembali menjadi menteri luar negeri pada Juni lalu, setelah Qin Gang tiba-tiba dipecat kurang dari setahun setelah menjabat.
Liu mengepalai departemen Partai Komunis, bertanggung jawab atas hubungan dengan partai politik asing. Ia menduduki jabatan itu pada 2022, dan memulai beberapa pertemuan penting, termasuk dengan Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken pada Januari.
Kunjungannya ke Singapura selama empat hari menandai kembalinya diplomat veteran tersebut ke wilayah yang sudah dikenalnya.
“Liu telah menduduki sejumlah jabatan duta besar di Asia Tenggara, termasuk Filipina dan Indonesia. Dia cukup nyaman dengan kawasan ini,” kata pakar politik, Joseph Liow, dari Universitas Teknologi Nanyang Singapura.
Hubungan antara China dan Singapura terus menguat, dan keduanya meningkatkan hubungan bilateral melalui pernyataan bersama pada bulan April lalu yang menyerukan peningkatan kerja sama di bidang perdagangan, investasi, dan perdagangan. [ps/ka/ft]