Seorang pejabat diplomatik senior AS mengunjungi Niger untuk mendesak penguasa militer baru di negara tersebut agar memulihkan kekuasaan presiden yang dipilih secara demokratis di negara di Afrika Barat itu.
Wakil Menteri Luar Negeri AS urusan Politik Victoria Nuland mengatakan di platform media sosial X, yang dulu dikenal sebagai Twitter, bahwa ia melakukan perjalanan ke ibu kota, Niamey, “untuk menyatakan keprihatinan besar atas upaya nondemokratis untuk merebut kekuasaan dan mendesak dipulihkannya tatanan konstitusional.”
Nuland mengatakan kepada para wartawan dalam telekonferensi hari Senin bahwa ia bertemu dengan Brigjen Moussa Salaou Barmou “yang memproklamirkan diri sebagai kepala pertahanan” dan tiga pejabat militer lainnya dalam kunjungannya, dan menggambarkan pembicaraan mereka “berlangsung sangat terus terang dan kadang-kadang, cukup sulit.”
Ia mengatakan para pejabat militer “cukup tegas mengenai apa yang mereka inginkan selanjutnya,” yang menurutnya tidak “sesuai dengan konstitusi Niger.” Ia mengatakan para pemimpin kudeta menolak permintaannya untuk bertemu langsung dengan Presiden terguling Mohamed Bazoum dan keluarganya, serta pemimpin kudeta Jenderal Abdourahamane Tchiani.
Nuland, yang sekarang juga menjadi penjabat Deputi Menteri Luar Negeri, mengatakan, ia diminta Menteri Luar Negeri Antony Blinken untuk berkunjung ke Niamey guna “melihat apakah kita dapat menyelesaikan isu-isu ini secara diplomatis” dan untuk menjelaskan kepada junta bahwa Washington dapat memutuskan dukungan ekonomi dan lain-lainnya untuk Niger “jika demokrasi tidak dipulihkan.”
Dalam wawancara dengan Radio France International hari Senin, Blinken mengatakan solusi diplomatik “jelas merupakan cara yang diinginkan untuk menyelesaikan situasi ini.”
Seorang juru bicara blok regional Masyarakat Ekonomi Negara-Negara Afrika Barat (ECOWAS) mengatakan para pemimpin akan mengadakan KTT luar biasa hari Kamis di Abuja, ibu kota negara tetangga, Nigeria, guna membahas krisis di Niger setelah para pemimpin junta menolak tenggat untuk mengembalikan posisi Presiden Bazoum atau menghadapi kemungkinan intervensi militer.
Setelah tenggat ECOWAS berlalu pada hari Minggu bagi militer Niger untuk mundur, para pemimpin militer di sana mengeluarkan tekad untuk membela negara itu dan menutup wilayah udara Niger.
Juru bicara junta mengatakan setiap upaya untuk terbang di atas negara itu akan dihadapi dengan “tanggapan kuat dan segera.”
Maskapai-maskapai internasional telah mulai mengalihkan penerbangan di sekitar wilayah udara Niger. PBB mengatakan penerbangan bantuan kemanusiaannya juga dihentikan karena penutupan tersebut. [uh/ab]