Kepala Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) Ngozi Okonjo-Iweala hari Senin (6/11) mengakui perdagangan ikut berkontribusi terhadap emisi karbon, dan bahwa laporan baru WTO menunjukkan mencabut tarif dan hambatan lain untuk perdagangan produk energi ramah lingkungan akan meningkatkan ekspor dan mengurangi emisi.
Okonjo-Iweala mengatakan Laporan Perdagangan Dunia yang terbaru, yang menurut rencana akan dirilis dalam pembukaan KTT Iklim PBB, mendapati bahwa sejak tahun 1990 perdagangan telah ikut menurunkan harga listrik tenaga surya hingga 97%.
Namun sebagaimana kebanyakan kegiatan ekonomi, perdagangan juga mengeluarkan gas rumah kaca dan emisi CO2 yang terkait ekspor barang dan jasa internasional; dan ikut menyumbang 30% emisi karbon global pada tahun 2018.
BACA JUGA: Sekjen PBB: Dunia Melaju Cepat Menuju Iklim yang Sangat Buruk“Perdagangan dipandang sebagai penyumbang emisi karbon, dan ini benar,” ujar Okonjo-Iweala kepada wartawan dalam konferensi pers di Sharm El Sheikh, Mesir. “Tetapi di sisi lain, Anda tidak dapat menyelesaikan krisis iklim tanpa perdagangan, dan ini adalah bagian dari persamaan yang belum diperhatikan,” tambahnya.
Menurutnya, perdagangan diperlukan untuk mendapatkan teknolgi dari satu bagian dunia di mana teknologi dibuat dan diproduksi, ke bagian lain.
Laporan itu mengatakan penghapusan tarif dan pengurangan tindakan non-tarif pada “barang-barang ramah lingkungan terkait energi,” seperti menghasilkan energi bersih atau membantu mengendalikan polusi udara, dapat meningkatkan ekspor hingga 5% pada tahun 2030 nanti.
Peningkatan yang dihasilkan dalam efesiensi energi dan adopsi, serta penggunaan energi terbarukan, akan mengurangi emisi global sebesar 0,6%. [em/lt]