Walt Disney Co. menolak membeli kertas yang diproduksi dari kayu yang didapat dari hutan-hutan kritis, termasuk hutan di Indonesia.
Walt Disney Co, penerbit buku anak-anak terbesar di dunia, mengatakan pada Kamis (11/10) bahwa mereka telah mengubah kebijakan pembelian untuk mengurangi penggunaan kertas dan menghindari kertas yang diproduksi dari kayu dari hutan kritis.
Kebijakan tersebut bertujuan mengurangi kertas yang dibuat dari “serat yang dipanen secara tidak bertanggung jawab” dan memaksimalkan kegunaan produk-produk yang datang dari daerah yang disetujui oleh Dewan Pengawasan Hutan, ujar Disney dalam pernyataan tertulis. Perusahaan ini mengikuti langkah serupa yang diambil oleh penerbit besar lainnya.
Pedoman Disney juta ditujukan untuk mengurangi konsumsi kertas dan meningkatkan penggunaan konten daur ulang, ujar perusahaan tersebut.
Para aktivis lingkungan yang telah mendorong perubahan tersebut memuji keputusan Disney sebagai sebuah langkah maju untuk melindungi hutan, rumah dari binatang-binatang karakter Disney yang populer dalam film-film seperti “The Lion King” dan “The Jungle Book.”
Pergeseran yang dilakukan Disney “akan memiliki dampak yang penting di Indonesia, tempat utama di mana pohon-pohon di hutan hujan masih ditebang untuk pulp dan kertas,” ujar Rebecca Tarbotton, direktur eksekutif dari Jaringan Aksi Hutan Hujan.
Indonesia memiliki beberapa dari hutan dengan keragaman hayati paling beragam di dunia dan merupakan tempat hidup spesies-spesies langka seperti seperti harimau Sumatera.
Jaringan Aksi Hutan Hujan (Rainforest Action Network) mengatakan mereka telah mendesak Disney untuk mengubah praktik kertasnya pada 2010, ketika hasil laboratorium menunjukkan bahwa buku anak-anak terbitan Disney dicetak di atas serat dari hutan hujan.
Kebijakan baru tersebut akan berlaku pertama-tama untuk kertas yang dibeli langsung oleh Disney, dan kemudian oleh perusahaan-perusahaan independen yang diberi ijin, ujar perusahaan tersebut. Disney akan menerbitkan laporan tahunan terkait kemajuan yang dihasilkan.
Sembilan penerbit di AS, termasuk unit milik Bertlesmann, Random House, dan kelompok Penguin milik Pearson Plc, telah mengadopsi kebijakan serupa, ujar kelompok aktivis tersebut. (Reuters)
Kebijakan tersebut bertujuan mengurangi kertas yang dibuat dari “serat yang dipanen secara tidak bertanggung jawab” dan memaksimalkan kegunaan produk-produk yang datang dari daerah yang disetujui oleh Dewan Pengawasan Hutan, ujar Disney dalam pernyataan tertulis. Perusahaan ini mengikuti langkah serupa yang diambil oleh penerbit besar lainnya.
Pedoman Disney juta ditujukan untuk mengurangi konsumsi kertas dan meningkatkan penggunaan konten daur ulang, ujar perusahaan tersebut.
Para aktivis lingkungan yang telah mendorong perubahan tersebut memuji keputusan Disney sebagai sebuah langkah maju untuk melindungi hutan, rumah dari binatang-binatang karakter Disney yang populer dalam film-film seperti “The Lion King” dan “The Jungle Book.”
Pergeseran yang dilakukan Disney “akan memiliki dampak yang penting di Indonesia, tempat utama di mana pohon-pohon di hutan hujan masih ditebang untuk pulp dan kertas,” ujar Rebecca Tarbotton, direktur eksekutif dari Jaringan Aksi Hutan Hujan.
Indonesia memiliki beberapa dari hutan dengan keragaman hayati paling beragam di dunia dan merupakan tempat hidup spesies-spesies langka seperti seperti harimau Sumatera.
Jaringan Aksi Hutan Hujan (Rainforest Action Network) mengatakan mereka telah mendesak Disney untuk mengubah praktik kertasnya pada 2010, ketika hasil laboratorium menunjukkan bahwa buku anak-anak terbitan Disney dicetak di atas serat dari hutan hujan.
Kebijakan baru tersebut akan berlaku pertama-tama untuk kertas yang dibeli langsung oleh Disney, dan kemudian oleh perusahaan-perusahaan independen yang diberi ijin, ujar perusahaan tersebut. Disney akan menerbitkan laporan tahunan terkait kemajuan yang dihasilkan.
Sembilan penerbit di AS, termasuk unit milik Bertlesmann, Random House, dan kelompok Penguin milik Pearson Plc, telah mengadopsi kebijakan serupa, ujar kelompok aktivis tersebut. (Reuters)