Di tengah penangguhan akun Twitter sejumlah wartawan, antara lain wartawan New York Times, Washington Post, CNN, Voice of America dan lainnya, Elon Musk pada Kamis (15/12) malam hadir dalam diskusi di dunia maya lewat Twitter Spaces. Diskusi itu dipandu wartawan Buzzfeed, Katie Notopoulos.
“Elon, terima kasih sudah bergabung dalam diskusi ini. Saya berharap Anda dapat memberikan lebih banyak konteks tentang apa yang terjadi dalam beberapa jam terakhir ini dengan akun sejumlah wartawan yang tiba-tiba ditangguhkan,” ujar Katie dalam diskusi itu.
CEO Twitter Elon Musk menjawab “… menyampaikan informasi pada saat itu juga (real time) tentang lokasi seseorang merupakan hal yang tidak pada tempatnya. Saya kira semua orang dalam diskusi ini setuju. Di masa depan tidak akan ada lagi perbedaan apapun antara wartawan, citizen-journalist, dan warga biasa. Setiap orang akan diperlakukan sama. Hanya karena mereka wartawan, bukan berarti mereka special. Anda adalah seorang warga negara. Jadi tidak ada perlakuan khusus. Jika Anda melakukan doxing, akun Anda akan ditangguhkan. Titik.”
Katie Notopoulos, yang menggeluti dunia teknologi, menanyakan pada Drew Harwell, wartawan Washington Post, yang akun Twitter-nya telah ditangguhkan. “Apakah kamu memasang atau menyampaikan informasi real time Drew?”
BACA JUGA: Twitter Tangguhkan Akun Sejumlah Wartawan yang Ungkap Informasi Pribadi Elon Musk“Jika dikatakan kami menyampaikan pada publik alamat Elon Musk, itu tidak benar. Kami tidak pernah memasang alamat Anda,” ujar Drew.
Musk dengan cepat menanggapi pernyataan itu. “Anda memasang tautan yang memuat alamat saya.”
“Kami memasang tautan ElonJet karena sedang melaporkan tentang hal itu. Tautan itu kini tidak ada lagi di dunia maya dan dilarang di Twitter. Twitter juga menandai tautan ElonJet di Instagram dan Mastodon sebagai penggunaan yang berbahaya. Anda telah menggunakan teknik pemblokiran tautan yang sama persis dengan yang Anda kritik sebagai bagian laporan tentang Hunter Biden di New York Post tahun 2020. Jada apa bedanya Anda kini dan dulu?” tanya Drew Harwell.
Elon menjawab “aturan itu sama saja, bagi saya dan Anda.”
Drew Harwell membalas “jadi apa yang Anda lakukan juga tidak dapat diterima kan?
Elon menjawab “tidak! Anda melakukan doxing, (akun) Anda ditangguhkan. Itu saja.”
Elon Musk Tinggalkan Ruang Diskusi
Ketika diskusi berlanjut, Katie Notopoulos baru menyadari bahwa Elon Musk telah meninggalkan ruang diskusi di Twitter Spaces itu. “Elon, saya ingin menanyakan hal ini karena semua orang bertanya-tanya… merupakan hal yang sangat tidak biasa ketika akun Twitter wartawan-wartawan Washington Post dan New York Times ditangguhkan. Dan karena Anda merupakan pimpinan yang bertanggungjawab atas hal itu, saya ingin bertanya apa alasannya? Tapi… wah saya kira Elon telah meninggalkan ruang diskusi,” ujarnya.
Meski Elon pergi, diskusi tetap berlangsung panas menyoal kebebasan pers.
BACA JUGA: PBB “Terusik” dengan Penangguhan Akun Twitter Sejumlah Wartawan
Akun Sejumlah Wartawan Ditangguhkan
Wartawan New York Times, Washington Post, CNN, Voice of America dan beberapa kantor berita lain mendapati akun mereka telah ditangguhkan hari Kamis (15/12). Penangguhan itu berlanjut hari Jumat (16/12) dan diperluas hingga ke akun seorang kolumnis Business Insider yang antara tahun 2018-2021 menerbitkan sejumlah artikel menyoroti apa yang disebutnya sebagai kekurangan manufaktur Tesla yang berbahaya.
Penangguhan akun wartawan itu menyusul keputusan Elon Musk hari Rabu (14/12) yang melarang secara permanen akun-akun yang otomatis melacak penerbangan jet pribadinya dengan menggunakan data yang tersedia untuk publik. Hal ini juga membuat Twitter mengubah aturannya bagi semua pengguna, yaitu melarang berbagi lokasi orang lain tanpa persetujuan mereka.
Kekhawatiran atas penangguhan akun Twitter itu melampaui kalangan media, hingga ke PBB, yang sedang mempertimbangkan kembali keterlibatannya di Twitter.
Jubir Sekjen PBB: “Langkah Twitter Picu Preseden Berbahaya”
Juru bicara Sekjen PBB Antonio Guterres, Stephane Dujarric, mengatakan “sangat terusik dengan penangguhan secara sepihak akun Twitter sejumlah wartawan. Suara media seharusnya tidak dibungkam oleh platform yang mengaku memberi kebebasan bersuara. Dari sudut pandang kami, langkah itu menimbulkan preseden berbahaya ketika wartawan di seluruh dunia menghadapi penyensoran, ancaman fisik dan bahkan lebih buruk lagi…”
Beberapa wartawan yang akunnya diskors, sebelumnya menulis tentang kebijakan baru Twitter dan alasan Musk memberlakukannya, termasuk tuduhannya tentang insiden penguntitan yang menurutnya menimbulkan dampak pada keluarganya di Los Angeles pada Selasa (13/12) malam.
Akun resmi Mastodon, jejaring sosial terdesentraliasi yang disebut-sebut sebagai alternatif Twitter, juga dilarang. Alasannya juga tidak jelas. Sebelumnya Mastodon mencuit tentang akun pelacak jet tersebut.
Banyak pengiklan meninggalkan Twitter karena berbagai pertanyaan terkait moderasi konten setelah Musk mengakuisisi platform media sosial itu Oktober lalu.
Musk pada Jumat sore mengolok-olok keriuhan yang muncul karena penangguhan akun sejumlah wartawan itu dengan mengatakan “penangguhan akun tidak sama dengan mati.”
Hubungan Musk dengan organisasi-organisasi media berpotensi semakin memburuk, mengingat wartawan adalah kelompok yang paling aktif di platform tersebut. [em/ah]