Dituduh Kumpulkan Informasi Militer di Rusia, Warga Negara Prancis Mulai Diadili

  • Associated Press

Warga negara Prancis Laurent Vinatier (kiri), duduk di dalam kurungan di belakang pengacaranya di ruang sidang Pengadilan Distrik Zamoskvoretsky di Moskow, Rusia, Senin, 16 September 2024. (Dmitry Serebryakov/AP)

Pengadilan terhadap warga negara Prancis yang ditangkap di Rusia atas tuduhan mengumpulkan informasi secara tidak sah tentang isu-isu militer, dimulai Senin (16/9). Tetapi persidangan dengan cepat ditunda selama sebulan.

Laurent Vinatier, yang ditangkap di Moskow pada Juni, sebelumnya telah mengakui kesalahannya. Ini menjadi dasar bagi pengadilan jalur cepat tanpa pemeriksaan bukti yang terperinci. Namun, begitu pengadilan dibuka pada Senin, hakim menunda sidang hingga 14 Oktober ketika jaksa akan mengumumkan hukuman yang akan mereka tuntut.

Jika terbukti bersalah, Vinatier dapat menghadapi hukuman penjara hingga lima tahun.

Penangkapan Vinatier terjadi sementara ketegangan meningkat antara Moskow dan Paris menyusul komentar Presiden Prancis Emmanuel Macron tentang kemungkinan pengerahan pasukan Prancis di Ukraina.

Otoritas Rusia menuduh Vinatier tidak mendaftar sebagai "agen asing" ketika mengumpulkan informasi tentang "kegiatan militer dan teknis militer" Rusia yang dapat digunakan untuk merugikan keamanan negara.

BACA JUGA: Rusia Tahan Warga Negara Prancis yang Dituduh Galang Informasi Militer

Jaksa menuduh Vinatier mengumpulkan informasi militer ketika bertemu tiga warga negara Rusia di Moskow pada 2021-2022. Warga negara Rusia tersebut tidak disebutkan namanya dalam dakwaan.

Vinatier adalah penasihat di Centre for Humanitarian Dialogue, organisasi nonpemerintah yang berbasis di Swiss. Pada Juni, LSM itu mengatakan bahwa mereka melakukan "segala yang mungkin untuk membantunya".

Dakwaan terhadap Vinatier terkait undang-undang yang mengharuskan siapa pun yang mengumpulkan informasi tentang masalah militer untuk mendaftar ke pihak berwenang sebagai agen asing.

Aktivis hak asasi manusia telah mengkritik undang-undang tersebut dan undang-undang terbaru lain sebagai bagian dari tindakan keras Kremlin terhadap media independen dan aktivis politik untuk membungkam kritik atas tindakannya di Ukraina.

Penangkapan atas tuduhan mata-mata dan mengumpulkan data sensitif semakin sering terjadi di Rusia sejak negara itu mengirim pasukan ke Ukraina pada Februari 2022. [ka/ab]