Dituduh Menghasut, Pakistan Tangkap Aktivis HAM

Mohammad Ismail, guru sekaligus pekerja sosial dan aktivis HAM Pakistan, memegang foto anaknya, Gulalai Ismail di Islamabad, Pakistan, 17 Oktober 2019. (Foto: AP/Anjum Naveed).

Seorang guru Pakistan, sekaligus pekerja sosial dan aktivis HAM ditangkap, Rabu (3/2), di Peshawar, di wilayah baratlaut negara itu setelah pengadilan menolak permohonannya untuk dibebaskan dengan jaminan atas tuduhan mendanai teror dan menghasut.

Gulalai Ismail, putri aktivis itu, mengunggah sebuah pernyataan di Twitter bahwa ayahnya, Mohammad Ismail, ditahan terkait gugatan lama yang juga diajukan terhadap dirinya dan ibunya sejak 2019.

Tahun itu, Gulalai Ismail melarikan diri ke AS dan mencari suaka di sana untuk menghindari gangguan dari dinas-dinas keamanan Pakistan terkait penyelidikannya mengenai dugaan pelanggaran HAM oleh pasukan pemerintah.

Para aktivis dan jurnalis Pakistan semakin sering ditarget pemerintah dan dinas-dinas keamanan, sehingga semakin membatasi ruang gerak mereka untuk menyampaikan kritik dan berbeda pendapat.

Menurut Gulalai Ismail, pengadilan setempat di Peshawar memberikan izin kepada otoritas anti-terorisme provinsi untuk menahan ayahnya untuk diinterogasi selama tiga hari. Ibunya, sementara itu, dibebaskan dengan jaminan. Keluarga Ismail membantah semua tuduhan terhadap mereka.

Salah satu tuduhan mengklaim bahwa sumbangan untuk organisasi amal yang dikelola Gulalai Ismail, "Aware Girls", dihabiskan untuk membeli mobil-mobil yang digunakan sebagai kendaraan pembom bunuh diri. Aware Girls memerangi diskriminasi dan pelecehan terhadap perempuan dan anak-anak.

Donasi yang diterima "Aware Girls" berasal dari sebuah kelompok yang dikenal sebagai Kemitraan Aborsi Aman Asia, yang bertujuan untuk membantu gadis-gadis muda melakukan aborsi yang aman. Kelompok itu memiliki kantor di negara tetangga India, tetapi juga beroperasi di sejumlah negara di Asia.

Gulalai Ismail telah lama menjadi pendukung hak-hak perempuan dan anak-anak perempuan, khususnya di Pakistan Baratlaut yang konservatif.

Sebelum melarikan diri dari Pakistan, ia menerbitkan laporan tentang dugaan pelanggaran oleh pasukan Pakistan di bekas wilayah-wilayah kesukuan.

Militer membantah tuduhan tersebut pada saat itu. Namun, kritik terhadap militer atau dinas intelijennya menimbulkan ancaman, intimidasi, tuduhan penghasutan dan, dalam beberapa kasus, penangkapan tanpa peringatan apapun. [ab/uh]