Dewan Keamanan PBB mengecam uji-coba nuklir yang terbaru oleh Korea Utara dalam pertemuan darurat selama dua jam hari Selasa pagi (12/2).
Negara-negara anggota DK PBB menyebut uji coba nuklir Korea Utara itu sebagai "pelanggaran berat" atas berbagai resolusi Dewan Keamanan sebelumnya terhadap Korea Utara karena mengembangkan senjata nuklir dan rudal balistik. Pernyataan dewan mengatakan uji-coba itu adalah "ancaman jelas bagi perdamaian internasional."
Para anggota dewan kini akan mulai menyiapkan apa yang mereka sebut berbagai "langkah tepat" untuk menghukum Pyongyang karena mencemoohkan Dewan Keamanan. Korea Utara saat ini masih dalam sanksi ekonomi PBB yang berat karena program nuklir dan rudal.
Pyongyang mengabaikan berbagai peringatan internasional dengan melaksanakan uji coba nuklirnya yang ketiga hari Selasa. Pyongyang mengatakan uji coba itu merupakan tanggapan atas yang disebutnya "sikap permusuhan sembrono" Amerika, yang telah menyebabkan PBB memperluas sanksi terhadap negara komunis itu.
Setelah uji coba itu, Kementerian Luar Negeri Korea Utara memperingatkan akan melakukan berbagai langkah tambahan yang tidak dirincikan. Korea Selatan telah menempatkan militernya dalam keadaan siap siaga karena kemungkinan uji coba nuklir atau peluncuran rudal akan dilakukan lagi oleh Korea Utara.
Sementara itu, pemerintah Amerika mengatakan Pyongyang telah memberitahu Washington bahwa mereka telah berencana melakukan uji coba bahan peledak nuklir.
Namun juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Victoria Nuland mengatakan Korea Utara tidak memberitahu waktu pelaksanaan uji-coba itu dan tidak mengatakan kapan pemberitahuan itu disampaikan.
Korea Utara meledakan perangkat nuklir untuk ketiga kalinya Selasa pagi, katanya uji coba bawah tanah itu sebagai tanggapan terhadap apa yang disebut "sikap permusuhan ugal-ugalan" dari Amerika, yang telah menyebabkan PBB memperluas sanksi terhadap negara komunis itu atas program-program senjata yang dilarang.
Hari Selasa, Presiden Barack Obama berbicara melalui telepon dengan Presiden Korea Selatan Lee Myung-bak untuk mengkoordinasikan tanggapan terhadap uji coba nuklir Korea Utara. Gedung Putih mengatakan kedua pemimpin sepakat untuk bekerja sama secara erat mencari cara-cara untuk memblokir program nuklir dan rudal balistik Korea Utara.
Presiden Obama juga menegaskan kembali tekad Amerika membantu pertahanan Korea Selatan, termasuk perlindungan dengan pasukan nuklir Amerika.
Para anggota dewan kini akan mulai menyiapkan apa yang mereka sebut berbagai "langkah tepat" untuk menghukum Pyongyang karena mencemoohkan Dewan Keamanan. Korea Utara saat ini masih dalam sanksi ekonomi PBB yang berat karena program nuklir dan rudal.
Pyongyang mengabaikan berbagai peringatan internasional dengan melaksanakan uji coba nuklirnya yang ketiga hari Selasa. Pyongyang mengatakan uji coba itu merupakan tanggapan atas yang disebutnya "sikap permusuhan sembrono" Amerika, yang telah menyebabkan PBB memperluas sanksi terhadap negara komunis itu.
Setelah uji coba itu, Kementerian Luar Negeri Korea Utara memperingatkan akan melakukan berbagai langkah tambahan yang tidak dirincikan. Korea Selatan telah menempatkan militernya dalam keadaan siap siaga karena kemungkinan uji coba nuklir atau peluncuran rudal akan dilakukan lagi oleh Korea Utara.
Sementara itu, pemerintah Amerika mengatakan Pyongyang telah memberitahu Washington bahwa mereka telah berencana melakukan uji coba bahan peledak nuklir.
Namun juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Victoria Nuland mengatakan Korea Utara tidak memberitahu waktu pelaksanaan uji-coba itu dan tidak mengatakan kapan pemberitahuan itu disampaikan.
Korea Utara meledakan perangkat nuklir untuk ketiga kalinya Selasa pagi, katanya uji coba bawah tanah itu sebagai tanggapan terhadap apa yang disebut "sikap permusuhan ugal-ugalan" dari Amerika, yang telah menyebabkan PBB memperluas sanksi terhadap negara komunis itu atas program-program senjata yang dilarang.
Hari Selasa, Presiden Barack Obama berbicara melalui telepon dengan Presiden Korea Selatan Lee Myung-bak untuk mengkoordinasikan tanggapan terhadap uji coba nuklir Korea Utara. Gedung Putih mengatakan kedua pemimpin sepakat untuk bekerja sama secara erat mencari cara-cara untuk memblokir program nuklir dan rudal balistik Korea Utara.
Presiden Obama juga menegaskan kembali tekad Amerika membantu pertahanan Korea Selatan, termasuk perlindungan dengan pasukan nuklir Amerika.