Dewan Keamanan PBB bertemu dengan para wakil dari kelompok-kelompok bersenjata Tuareg yang aktif di Mali utara, Senin (3/2).
Dewan Keamanan PBB bertemu hari Senin (3/2) dengan para wakil dari kelompok-kelompok bersenjata Tuareg yang aktif di Mali utara, dalam rangka usaha untuk mempercepat pembicaraan perdamaian dengan pemerintah, walaupun para peserta mengatakan perselisihan mengenai persyaratan pembicaraan itu belum diselesaikan.
Pemberontak Tuareg melancarkan pemberontakan di Mali utara awal tahun 2012 yang menimbulkan kudeta militer, dan memungkinkan mereka menguasai utara negara itu. Namun, kaum ektrimis yang berhubungan dengan al-Qaida kemudian mengambil-alih sebagian utara, yang mendorong Perancis melancarkan intervensi militer awal tahun 2013.
Walaupun Mali sudah mengadakan pemilihan presiden dan legislatif yang berhasil tahun lalu, keamanan di utara tetap rapuh, dan Gerakan Nasional untuk Pembebasan Azawad khususnya mempertahankan kehadiran yang kuat di dan sekitar kota Kidal, Mali utara.
Walaupun para penengah telah melakukan berbagai usaha, perundingan antara kelompok-kelompok bersenjata di utara dan pemerintahan Presiden Ibrahim Boubacar Keita telah macet.
Bulan lalu, pemberontak Tuareg menarik diri dari perundingan yang tadinya akan diadakan di Aljazair setelah menyimpulkan bahwa usaha mereka untuk memperoleh otonomi yang lebih besar tidak akan dipenuhi. Pihak berwenang di Bamako menekankan proses desentralisasi yang akan memperkuat kehadiran pemerintah yang berbasis Bamako di seluruh negara itu.
Salah satu sasaran kunjungan Dewan Keamanan PBB, yang berakhir hari Senin, adalah mempercepat pembicaraan perdamaian dengan semua kelompok di Mali utara.
Pemberontak Tuareg melancarkan pemberontakan di Mali utara awal tahun 2012 yang menimbulkan kudeta militer, dan memungkinkan mereka menguasai utara negara itu. Namun, kaum ektrimis yang berhubungan dengan al-Qaida kemudian mengambil-alih sebagian utara, yang mendorong Perancis melancarkan intervensi militer awal tahun 2013.
Walaupun Mali sudah mengadakan pemilihan presiden dan legislatif yang berhasil tahun lalu, keamanan di utara tetap rapuh, dan Gerakan Nasional untuk Pembebasan Azawad khususnya mempertahankan kehadiran yang kuat di dan sekitar kota Kidal, Mali utara.
Walaupun para penengah telah melakukan berbagai usaha, perundingan antara kelompok-kelompok bersenjata di utara dan pemerintahan Presiden Ibrahim Boubacar Keita telah macet.
Bulan lalu, pemberontak Tuareg menarik diri dari perundingan yang tadinya akan diadakan di Aljazair setelah menyimpulkan bahwa usaha mereka untuk memperoleh otonomi yang lebih besar tidak akan dipenuhi. Pihak berwenang di Bamako menekankan proses desentralisasi yang akan memperkuat kehadiran pemerintah yang berbasis Bamako di seluruh negara itu.
Salah satu sasaran kunjungan Dewan Keamanan PBB, yang berakhir hari Senin, adalah mempercepat pembicaraan perdamaian dengan semua kelompok di Mali utara.