Ketakutan dan kecemasan menggema di seantero Iran pada hari Minggu (19/5), ketika negara Republik Islam itu menunggu berita tentang nasib Presiden Ebrahim Raisi, setelah helikopter yang ia tumpangi hilang di daerah pegunungan berkabut.
Ribuan umat Muslim tampak berdoa di masjid-masjid di seluruh negeri agar Raisi dapat kembali dengan selamat. Suara doa juga terdengar dari kubah masjid di kampung halaman Raisi, 63 tahun, di kota suci Mashhad.
Warga Iran di lapangan Valiasr di pusat kota Teheran menangis karena takut hal terburuk akan menimpa presiden mereka. Para warga juga mendoakan Menteri Luar Negeri, Hossein Amirabdollahian, yang juga bersama Raisi di helikopter itu.
Iran mengalami ketegangan dan kekacauan selama bertahun-tahun, dan baru-baru ini berada di ambang perang dengan musuh bebuyutannya, Israel, dalam serangkaian serangan balasan yang dipicu oleh perang di Gaza.
BACA JUGA: Di Tengah Kabar Hilangnya Helikopter Raisi, Khamenei Pastikan "Tak akan Ada Gangguan dalam Urusan Negara”Belakangan ini, negara itu diguncang oleh gelombang protes massal, sementara rakyatnya menderita katena ekonomi yang semakin parah akibat sanksi AS atas program nuklir mereka.
Pemimpin tertinggi negara tersebut, Ayatollah Ali Khamenei, menyampaikan pesannya untuk menghibur bangsanya. Ia mendesak rakyat Iran untuk “tidak khawatir” mengenai kepemimpinan Republik Islam itu, dengan mengatakan “tidak akan ada gangguan dalam pekerjaan negara.”
Saat Presiden AS Joe Biden diberi pengarahan mengenai situasi itu, Uni Eropa telah mengaktifkan program pemetaan satelitnya untuk membantu upaya pencarian helikopter tersebut.
Konvoi kepresidenan terdiri dari tiga helikopter, dua di antaranya mendarat dengan selamat tetapi satu yang ditumpangi Raisi hilang.
Kondisi cuaca buruk mempersulit komunikasi dengan helikopter yang membawa Raisi dan pejabat lainnya. [ps/jm]