Seorang dokter di negara bagian Ohio yang dituduh memberikan obat penghilang rasa sakit yang berlebihan dan mengakibatkan kematian 25 orang pasiennya, menuduh pihak rumah sakit merusak nama baiknya. Dia beralasan ia menjalankan kebijakan rumah sakit dengan baik tentang perawatan pasien yang hampir meninggal.
Dr William Husel membantah tuduhan melakukan pembunuhan, dan mengajukan gugatan hukum atas Mount Carmel Health System serta perusahaan induknya, Trinity Health Corporation, karena merusak nama baiknya.
Kata Husel, pasien-pasien itu meninggal karena penyakit mereka, dan bukan karena obat penghilang rasa sakit jenis fentanyl yang diresepkannya.
BACA JUGA: 'Dokter Tanpa Tapal Batas' Hentikan Operasi Ebola di KongoMenurut Associated Press, Husel mengatakan ia mulai bekerja di rumah sakit itu pada 2013 sebagai dokter untuk menangani kasus-kasus gawat, dan mendapat penghargaan sebagai Dokter Terbaik tahun 2014.
Para pejabat rumah sakit Mount Carmel mengatakan dr. Husel memberikan resep fentanyl yang berlebihan kepada sedikitnya 27 pasien yang hampir meninggal, setelah pihak keluarga minta supaya usaha pengobatan dihentikan.
Seorang ahli farmasi dan sembilan perawat di rumah sakit Mount Carmel juga menuntut rumah sakit itu bulan ini dan mengatakan dr Husel tidak melakukan kesalahan apapun. Para perawat itu mengatakan, eksekutif rumah sakit tidak tahu cara perawatan standar bagi pasien-pasien yang sudah mendekati akhir hidup mereka. [ii/ft]