Nilai tukar dolar AS terhadap mata uang saingannya anjlok hari Kamis (10/11) karena melambatnya inflasi harga barang konsumen AS. Keadaan demikian meredupkan ekspektasi kenaikan suku bunga acuan Federal Reserve (Fed) yang lebih agresif.
Dalam transaksi sore hari, dolar merosot tajam terhadap pound, euro dan yen, karena data resmi menunjukkan inflasi AS turun ke tingkat tahunan 7,7 persen pada Oktober.
Pound melonjak 1,9 persen menjadi $1.1574 dan euro menguat 0,8 persen menjadi $1.0092. “Inflasi akhirnya mulai turun cepat di AS dan ini adalah berita terbaik yang bisa diharapkan oleh siapa pun,” kata analis AvaTrade Naeem Aslam.
“The Fed masih akan terus menaikkan suku bunga, tetapi tidak perlu agresif lagi – yang berarti bahwa laju kenaikan suku bunga akan melambat sekarang,” tambah Naeem Aslam.
Data tersebut diterbitkan satu minggu setelah bank sentral AS menetapkan kenaikan 0,75 persen, yang keempat berturut-turut seperti yang diperkirakan. Kenaikan terakhir merupakan yang keenam tahun ini untuk mendinginkan harga yang merajalela.
Namun The Fed juga memperingatkan pekan lalu bahwa suku bunga akan lebih tinggi dari yang diperkirakan sebelumnya guna meredam tingginya inflasi, yang mencapai rekor tertinggi dalam beberapa dekade. [lt/em]