Kepala Penasihat Medis Gedung Putih, Dr. Anthony Fauci, hari Jumat (3/12) mengatakan kajian National Institutes of Health (NIH) “sangat menyarankan” suntikan penguat atau booster karena akan memberi perlindungan silang terhadap “sejumlah varian” COVID-19. Tetapi ia menambahkan bahwa hal ini belum terbukti
Dalam penjelasan singkat di Gedung Putih, Fauci mengatakan vaksin COVID-19 “meningkatkan secara nyata” antibody titers atau keberadaan dan tingkat antibodi di dalam tubuh terhadap varian virus corona.
Studi laboratorium memunjukkan suntikan ketiga juga meningkatkan sel memori B dan sel T, garis pertahanan yang diproduksi oleh sistem kekebalan tubuh untuk menangkis virus.
Sel memori B membuat antibodi untuk melawan bakteri dan virus, sementara sel T menarget dan menghancurkan sel lain yang terinfeksi virus.
BACA JUGA: WHO: Varian Omicron Terdeteksi di 38 NegaraFauci mengatakan, “Ada banyak alasan untuk percaya bahwa jika Anda divaksinasi dan ditingkatkan (kekebalan tubuhnya.red) maka Anda akan memiliki setidaknya beberapa tingkat perlindungan silang yang sangat mungkin terhadap penyakit-penyakit parah, dan bahkan terhadap varian omicron.”
Ketika memberikan penjelasan itu, Direktur CDC Dr. Rochelle Walensky mengatakan, “Kami memiliki kelengkapan dan kami siap melawan varian omicron secara langsung.”
Ditambahkannya, “kami mendesak, terutama penyedia vaksin, untuk meningkatkan kapasitas agar semua orang yang memenuhi syarat dapat disuntik penguat atau booster.”
Varian omicron mendorong lonjakan dramatis kasus virus corona di Afrika Selatan. Upaya untuk mencegah perebakan luas varian ini kembali mengingatkan apa yang telah disampaikan para ilmuwan selama berbulan-bulan, yaitu virus corona akan terus bermutasi selama sebagian besar dunia masih kekurangan vaksin.”
BACA JUGA: Gabungan Varian Omicron, Delta Persulit Pengambilan KeputusanDalam kesempatan yang sama, Koordinator Tim Tanggap Virus Corona Gedung Putih Jeffrey Zients mengatakan bahwa Amerika sedang bekerja keras memastikan agar seluruh dunia mendapatkan vaksin. Ia menegaskan bahwa di bawah kepemimpinan Presiden Joe Biden, Amerika memimpin jalan untuk mengalahkan virus tersebut di seluruh dunia. “Kami telah mengirimkan secara cuma-cuma tanpa pamrih 291 juta dosis vaksin ke 110 negara berbeda.” [em/pp]