Draft Kesepakatan Perubahan Iklim Bertambah Panjang

Kesepakatan draft perubahan iklim bertambah panjang dan akan membuat perundingan "sedikit lebih sulit," kata Christiana Figueres, sekertaris eksekutif Rapat Kerangka Kerja PBB untuk Perubahan Iklim, dalam pertemuan persiapan selama satu minggu di Jenewa, 13 Februari2015.

Para perunding yang menyusun kesepakatan tentang perubahan iklim menggandakan teks kesepakatan dari yang sebelumnya disusun. Beberapa perwakilan khawatir teks yang diperbanyak bisa membuat rumit upaya mencegah pemanasan global.

Perundingan tidak seharusnya terjadi seperti ini. Para peserta memulai perundingan dengan tujuan merampingkan ke 39 halaman naskah yang sudah ada. Alih-alih, rancangan kesepakatan tentang perobahan iklim ini melambung menjadi 86 halaman.​

Kepala Delegasi Latvia untuk Uni Eropa, Ilze Pruse, yang secara aktif mendorong perampingan teks kesepakatan, bersikap tegar melihat hasil yang ada.​

"Kita maju secara praktis dan penuh kerjasama dan melibatkan semua pihak serta semua pemegang kepentingan. Kita semua bekerja untuk tujuan yang sama, yaitu sebuah kesepakatan yang terikat secara hukum internasional tentang iklim global yang diterapkan untuk semua pihak, yang membuat kita tetap berada dalam jalur target dibawah dua derajat agar terhindar dari perobahan iklim yang berbahaya,” katanya.​

Agar hal ini tercapai, para ilmuwan mengatakan negara-negara harus mengurangi emisi gas rumah kaca menjadi di bawah dua derajat Celcius di atas suhu pemanasan global sebelum masa industrialisasi. Namun waktu semakin sempit. Dalam hanya 10 bulan, para pemimpin dunia akan berkumpul di Paris untuk menandatangani kesepakatan perubahan iklim. Jalan yang akan ditempuh akan sulit.​

Tenggat waktu akhir Maret ditetapkan bagi negara-negara untuk mengumumkan pengurangan emisi gas rumah kaca. Perundingan selanjutnya dijadwalkan bulan Juni di Bonn.​

Ketua delegasi Komisi Eropa, Elina Bardram, melakukan aksi diplomatik pada acara minggu itu, dengan mengatakan para perunding meletakkan dasar yang baik untuk pekerjaan ke depan tahun ini. Di luar itu, ia tidak bisa menutupi kekecewaannya.​

Ia mengatakan bahwa waktu telah disia-siakan dan kesempatan untuk melakukan kemajuan, hilang.​

“Antara sekarang dan Juni, kami berharap akan ada pandangan yang jelas antara pihak-pihak mengenai pekerjaan yang perlu dipercepat dan apakah juga mengidentifikasi apa yang harusnya merupakan kesepakatan inti. Jadi kita harus benar-benar mulai bekerja untuk hal-hal yang inti dalam kesepakatan.”​

Isi kesepakatan pada dasarnya berpusat pada perobahan gaya hidup, yang harus diciptakan agar kehidupan di dunia ini bisa terus berlangsung.​

Para ilmuwan memperingatkan bahwa pemanasan global yang terus berlangsung akan berdampak buruk terhadap jutaan orang di pulau-pulau, menyusul meningkatnya permukaan air laut. Mereka memperkirakan dampak serius akan meningkat karena cuaca buruk, termasuk langkanya bahan makanan dan air bersih, masalah kesehatan dan konflik yang meningkat karena sumber daya yang semakin terbatas.