Sejumlah petenis papan atas di turnamen Asia Terbuka, Sabtu (15/1), mengaku 'bete' dengan drama Novak Djokovic yang dianggap mengeruhkan turnamen kelas Grand Slam pertama tahun ini dan ingin perhatian dialihkan kembali ke tenis.
Hari-hari menjelang turnamen didominasi dengan berita upaya petenis nomor satu dunia itu untuk berlaga di Melbourne Park di tengah upaya pemerintah Australia untuk mendeportasi Djokovic setelah membatalkan visanya dua kali.
BACA JUGA: Visa Dicabut Lagi, Novak Djokovic Hadapi Deportasi dari AustraliaDjokovic, yang meragukan vaksinasi, membuat masyarakat Australia meradang ketika dia mengumumkan bahwa dia terbang ke Melbourne dengan pengecualian medis dari aturan wajib vaksinasi COVID-19 bagi para pengunjung.
“Saya tidak akan berbohong. Hal itu muncul di setiap pemberitaan selama beberapa minggu terakhir,” kata petenis Yunani Stefanos Tsitsipas kepada para wartawan di Melbourne Park, dua hari sebelum turnamen dibuka pada Senin (17/1), seperti dikutip oleh Reuters. Tsitsipas adalah unggulan keempat dalam Australia Terbuka.
“Tidak banyak pembicaraan mengenai tenis dalam beberapa pekan terakhir, ini menyebalkan.”
Upaya Djokovic untuk mempertahankan gelar juara dan menyabet rekor 21 kali mengikuti turnamen Grand Slam, tanpa divaksinasi membuat marah masyarakat Australia, apalagi di tengah merebaknya varian omicron. Namun, kasus itu menjadikan Djokovic pahlawan gerakan antivaksinasi.
Setelah visanya dibatalkan untuk kedua kali pada Jumat (14/1), petenis asal Serbia itu harus kembali berjuang untuk membatalkan putusan itu dalam sidang pada Minggu (16/1).
“Situasi ini mencuri perhatian dari kami para kompetitor,” kata petenis nomor satu Australia dan unggulan ke-32, Alex de Minaur kepada para wartawan.
“Rasanya seperti mencuri dari kami yang ingin memulai (turnamen). Kami hanya ingin segera dimulai dan bertanding.”
“Sejujurnya, saya sudah siap melupakan hal ini dan fokus kepada pertandingan tenis saya. Biar permainan tenis saya yang berbicara.”
De Minaur menolak mengkritik Djokovic. Namun, dia mengatakan keputusan Djokovic untuk tidak divaksinasi bertentangan dengan apa yang wajib dilakukan oleh warga Australia.
Australia menjadi di antara negara di dunia yang mengalami penguncian wilayah atau lockdown terlama. Angka vaksinasi di antara orang dewasa di negara itu mencapai 90 persen.
Juara bertahan tunggal putri Australia Terbuka Naomi Osaka mengatakan situasi Djokovic diputuskan oleh pemerintah, bukan para pemain.
Namun, dia mengungkapkan simpatinya kepada petenis Serbia itu. Apalagi, Naomi pernah mengalami situasi yang tidak nyaman karena menjadi pusat perhatian setelah mundur dari Prancis Terbuka menyusul pertikaian dengan pihak penyelenggara mengenai kewajiban berbicara kepada media. [ft/ah]