Dua bersaudara Pakistan yang ditahan oleh Amerika Serikat di penjara militer Teluk Guantanamo selama dua dekade telah dibebaskan dan kembali ke rumah mereka pada hari Jumat (24/2).
Mereka akan dipersatukan kembali dengan keluarga mereka setelah pemeriksaan formal oleh otoritas Pakistan, menurut para pejabat keamanan dan seorang senator Pakistan.
Pakistan menangkap Abdul dan Mohammed Rabbani karena dicurigai memiliki hubungan dengan al-Qaida pada tahun 2002 di Karachi, kota pelabuhan terbesar di selatan negara itu. Itu adalah tahun yang sama Ramzi Binalshibh, seorang pemimpin tertinggi al-Qaida, ditangkap oleh agen intelijen Pakistan atas petunjuk dari CIA.
Pembebasan itu terjadi beberapa bulan setelah seorang warga Pakistan berusia 75 tahun, Saifullah Paracha, dibebaskan dari Guantanamo.
Kedua bersaudara itu tiba di bandara di ibu kota, Islamabad, pada hari Jumat. Kata Senator Pakistan Mushtaq Ahmed Khan, ketua komisi HAM di majelis tinggi Parlemen Pakistan, dalam cuitannya di Twitter pada hari Jumat.
Ia mengatakan kedua orang tidak bersalah itu dipenjara di Teluk Guantanamo selama 21 tahun. “Tidak ada persidangan, tidak ada proses pengadilan, tidak ada tuntutan terhadap mereka. Selamat atas pembebasan mereka. Terima kasih Senat Pakistan,” tulisnya di Twitter.
Khan kemudian mengatakan kepada Associated Press bahwa kedua bersaudara itu dikirim ke Karachi, ibu kota provinsi Sindh selatan, tempat mereka tinggal bersama keluarga mereka. Ia mengatakan ia berharap mereka akan segera dipersatukan kembali dengan keluarga mereka.
Pembebasan kedua bersaudara itu adalah langkah terbaru AS untuk mengosongkan dan menutup fasilitas penahanan Teluk Guantanamo. Pemerintahan mantan Presiden George W. Bush mengaturnya untuk menampung tersangka ekstremis setelah serangan al-Qaida 11 September 2001 di Amerika Serikat.
Departemen Pertahanan AS mengumumkan pemulangan mereka dalam sebuah pernyataan sehari sebelumnya.
Pada hari Jumat, seorang teman keluarga dekat dari dua bersaudara tersebut mengatakan kepada Associated Press bahwa pihak berwenang Pakistan telah secara resmi memberi tahu keluarga mereka tentang pembebasan dan kepulangan mereka ke Pakistan.
Teman keluarga, yang berkewarganegaraan Pakistan dan menolak disebutkan namanya karena alasan keamanan, mengatakan bahwa Rabbani yang lebih muda belajar melukis selama penahanannya di Teluk Guantanamo, dan bahwa ia diperkirakan akan membawa pulang beberapa lukisannya. (ab/lt)