Dua blogger terkemuka asal China, yang kini berada di pengasingan, mengatakan bahwa polisi sedang menyelidiki jutaan pengikut mereka di platform media sosial internasional, sebagai upaya Beijing untuk menekan ujaran kritis bahkan di luar perbatasan negara.
Mantan jurnalis televisi pemerintah CCTV, Wang Zhi'an, dan artis yang berubah menjadi pembangkang Li Ying, di mana keduanya merupakan warga negara China yang dikenal karena mengunggah berita tentang China tanpa sensor, mengatakan dalam unggahan terpisah pada hari Minggu (25/2) bahwa polisi sedang menginterogasi orang-orang yang mengikuti mereka di media sosial, dan mendesak pengikutnya untuk mengambil tindakan pencegahan seperti berhenti mengikuti akun mereka, mengubah nama pengguna, menghindari ponsel buatan China dan bersiap untuk diinterogasi.
Li Ying, yang dikenal sebagai Guru Li, menjadi terkenal sebagai sumber berita tentang gerakan protes Buku Putih, sebuah momen protes anti-pemerintah yang jarang terjadi di daratan China pada tahun 2022. Akun Guru Li di paltform X, sebelumnya dikenal sebagai Twitter, @whyyoutouzhele sekarang memposting berita dan video yang dikirimkan oleh pengguna, yang mencakup berbagai hal mulai dari protes lokal hingga video viral tentang insiden kehidupan nyata yang disensor di internet China.
Dalam sebuah postingan pada Minggu (25/2) malam, Guru Li menyarankan orang-orang untuk berhenti mengikuti akunnya. “Saat ini, biro keamanan publik sedang memeriksa 1,6 juta pengikut saya dan orang-orang yang berkomentar, satu per satu.”
BACA JUGA: Perkuat “Panda Diplomacy,” China Berencana Kirim Lebih Banyak Panda ke San DiegoLi membagikan tangkapan layar pesan pribadi yang dia terima dari pengikutnya selama beberapa bulan terakhir, yang mengklaim bahwa polisi telah menginterogasi seseorang, dan satu orang bahkan kehilangan pekerjaannya.
Hingga Senin (26/2) sore, jumlah pengikut Li di platform X telah berkurang menjadi 1,4 juta.
Platform media sosial internasional seperti X dan YouTube diblokir di China namun tetap dapat diakses dengan menggunakan perangkat yang dapat melewati sistem penyensoran yang diberlakukan di negara itu.
Sementara Wang, yang memiliki jutaan pengikut di X dan 1,2 juta pengikut di YouTube, juga meminta pengikutnya untuk berhenti mengikuti akunnya.
Li, Wang dan Kementerian Luar Negeri China tidak segera menanggapi permintaan komentar terkait artikel ini.
Dalam satu dekade terakhir, Beijing telah mengambil tindakan keras terhadap pembangkangan yang terjadi di media sosial China dengan memperkerjakan ribuan petugas sensor di sejumlah perusahaan swasta dan lembaga pemerintah. [lt/rs]