Dua Korea Selesaikan Perlucutan 22 Pos Jaga Keamanan

Kendaraan amphibi Korps Marinir Korsel dalam latihan bersama militer AS-Korsel "Foal Eagle" di Pohang, Korsel (5/4). (Foto: dok)

Militer Korea Selatan dan Korea Utara, Sabtu (10/11) berhasil menyelesaikan penarikan pasukan dan senjata api dari 22 pos di garis depan, yang merupakan bagian dari kesepakatan yang dicapai September lalu untuk mengurangi ketegangan di perbatasan, demikian ujar seorang pejabat Kementerian Pertahanan Korea Selatan.

Korea Selatan mengatakan perjanjian militer itu merupakan langkah penting untuk membangun kepercayaan yang akan membantu menstabilkan perdamaian dan memajukan rekonsiliasi di antara kedua negara yang saling bersaing itu. Tetapi para kritikus mengatakan langkah Korea Selatan melucuti sebagian kekuatan militer konvensionalnya sebelum Korea Utara melakukan langkah-langkah denuklirisasi yang berarti, menimbulkan risiko dan meningkatkan kecemasan, terlebih setelah perundingan nuklir antara Amerika dan Korea Utara tampaknya menemui jalan buntu.

Korea Selatan dilaporkan memiliki sekitar 60 pos keamanan, dengan struktur beton seperti bunker yang dikelilingi pagar kawat berduri dan dijaga tentara yang dilengkapi dengan senapan mesin, dan pos-pos ini membentang di sepanjang garda terdepan perbatasan yang disebut sebagai “zona demiliterisasi” atau disingkat DMZ.

Kawasan penyangga perbatasan seluas 248 kilometer itu juga dilengkapi dengan jutaan ranjau darat, yang sesekali menjadi lokasi pertempuran diantara pasukan kedua Korea, pasca Perang Korea tahun 1950-1953. Korea Utara diyakini memiliki sekitar 160 pos penjaga perbatasan di sepanjang kawasan DMZ itu. [em]