Dua pejabat intelijen Washington mengakhiri jabatannya pada Kamis (15/8), meninggalkan badan intelijen nasional AS di tangan pejabat sementara, Presiden AS Donald Trump pun melanjutkan seleksi untuk kepemimpinan intelijen negara tersebut.
Kepergian direktur intelijen nasional Dan Coats dan wakilnya, Sue Gordon, datang di tengah meningkatnya ketegangan antara China dan pergerakan demonstran di Hong Kong, sementara potensi krisis lainnya ada di Teluk Persia, di Semenanjung Korea, dan di tempat lainnya.
Trump mengumumkan pengunduran diri Coats melalui Twitternya pada akhir bulan lalu, disusul dua minggu kemudian oleh pengunduran diri Deputi Direktur Utama Intelijen Nasional Sue Gordon, yang seharusnya menjadi Direktur Sementara.
Namun dalam catatan melengkapi surat pengunduran dirinya, Gordon menjelaskan bahwa kepergiannya merupakan “tindakan penghargaan dan patriotisme, bukan pilihannya sendiri.”
“Pada dasarnya, saya cinta Amerika,” tulis Gordon dalam surat perpisahannya kepada komunitas intelijen AS yang diumumkannya melalui Twitter, Kamis.
“Apa yang kami lakukan di sini membuat perbedaan,” Tulisnya, “Ingat mengapa kita bekerja tanpa kenal lelah dan kita semua akan baik-baik saja.”
Juga pada Kamis, Sekretaris Negara Mike Pompeo, yang sebelumnya menjabat sebagai ahli intelijen negara di CIA, memuji Coats untuk masa jabatannya sebagai pemimpin pejabat intelijen. (ti/jm)