Angkatan Laut Amerika Serikat pada hari Minggu (20/10) mengumumkan dua penerbangnya telah tewas, setelah sebelumnya dinyatakan hilang pascajatuhya pesawat jet tempur di area pegunungan negara bagian Washington.
Stasiun Udara Angkatan Laut Pulau Whidbey menyatakan bahwa pesawat jet EA-18G Growler dari Skuadron Serangan Elektronik jatuh di sebelah timur Gunung Rainier pada Selasa (15/10) sore. Tim pencari kemudian segera diluncurkan dari NAS Whidbey Island, termasuk helikopter MH-60S milik Angkatan Laut AS, untuk mencoba menemukan para kru dan lokasi jatuhnya pesawat tersebut.
Menurut para pejabat, prajurit pasukan khusus Angkatan Darat yang memiliki kemampuan dalam pendakian gunung, penyelamatan dari ketinggian, dan komunikasi teknis, didatangkan untuk mencapai lokasi. Bangkai pesawat itu kemudian ditemukan pada Rabu (16/10) oleh awak penerbangan yang sedang beristirahat di ketinggian 6.000 kaki di daerah terpencil, curam, dan berhutan lebat di sisi timur Gunung Rainier.
BACA JUGA: Angkatan Laut Meksiko Sita 8,3 Ton Narkoba di PasifikNama para penerbang tidak akan dirilis sampai sehari setelah keluarga terdekat mereka diberitahu, dan upaya pencarian serta penyelamatan telah berubah menjadi operasi penyelamatan dan pemulihan jangka panjang karena penyebab kecelakaan masih diselidiki, menurut keterangan pers Angkatan Laut pada Minggu.
Latihan maupun perjalanan pesawat militer bisa berbahaya dan terkadang berujung kecelakaan, cedera, dan kematian.
Pada bulan Mei lalu, sebuah jet tempur F-35 yang sedang dalam perjalanan dari Texas ke Pangkalan Angkatan Udara Edwards di dekat Los Angeles jatuh, setelah pilotnya berhenti untuk mengisi bahan bakar di New Mexico. Kala itu pilot adalah orang satu-satunya yang berada di dalam pesawat, lalu dibawa ke rumah sakit dengan cedera serius.
Tahun lalu, delapan anggota Komando Operasi Khusus Angkatan Udara AS tewas ketika pesawat Osprey CV-22B yang mereka tumpangi jatuh di lepas pantai Jepang. [th/ka]