Dua orang pria Arab bersenjata membunuh dua polisi di jalanan di salah satu kota di Israel pada Minggu (27/3). Para pelaku kemudian ditembak mati, menurut sebuah layanan ambulans. Insiden tersebut terjadi di tengah kunjungan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) dan tiga menteri luar negeri dari wilayah Arab ke Israel untuk menghadiri pertemuan tingkat tinggi di negara tersebut.
Kelompok ISIS telah mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut yang terjadi di kota Hadera, sekitar 50 kilometer sebelah utara Tel Aviv.
BACA JUGA: Militer Israel Hancurkan Rumah 2 Warga Palestina yang Lakukan SeranganPeristiwa ini terjadi lima hari setelah seorang warga Arab di Israel menikam sedikitnya empat orang hingga tewas di Kota Beersheba, kota di bagian selatan, sebelum ia ditembak mati oleh seseorang yang sedang berlalu.
Rekaman kamera pengintai yang ditayangkan di stasiun-stasiun televisi Israel memperlihatkan dua lelaki melepaskan tembakan dengan senapan serbu di satu ruas jalan utama di Hadera.
Layanan ambulans Magen David Adom menyatakan dua polisi tewas oleh penyerang. Polisi dan layanan ambulans itu menyatakan kedua lelaki bersenjata tersebut telah ditembak mati.
"Untungnya, polisi kami mampu mengatasi para penyerang dan mencegah serangan teroris yang lebih besar,” kata juru bicara polisi nasional Eli Levy di saluran televisi Israel, Kan.
Di Israel Selatan, menteri-menteri luar negeri dari Uni Emirat Arab, Bahrain dan Maroko – tiga negara yang menormalisasi hubungan dengan Israel pada tahun 2020 – mengadakan pertemuan tingkat tinggi yang dihadiri juga oleh Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken.
"Kami mengutuk serangan teroris yang terjadi di Hadera, Israel, pada hari ini (Minggu.red)," ujar Blinken di laman akun Twitternya. "Aksi kekerasan tidak terpuji dan pembunuhan seperti itu tidak memiliki tempat di masyarakat. Kami berdiri bersama mitra Isarel kami dan turut berduka cita atas meninggalnya para korban."
Para pejabat Israel telah memperingatkan mengenai eskalasi serangan terhadap warga Israel menjelang Ramadan, yang tahun ini dimulai pada bulan April. Pada masa lalu, Ramadan biasanya menjadi bulan yang bergejolak.
Raja Yordania Abdullah dijadwalkan bertemu Presiden Palestina Mahmoud Abbas di kota pendudukan Tepi Barat pada Senin (28/3), dalam apa yang dilihat luas di Israel sebagai upaya untuk meredakan ketegangan menjelang musim liburan, antara lain Paskah. [uh/jm/rs]