Setidaknya dua pengunjuk rasa dilaporkan tewas, pada Rabu (7/12), di Irak selatan setelah pasukan keamanan menembaki orang-orang yang berdemonstrasi menentang hukuman penjara yang dijatuhkan terhadap seorang aktivis muda Irak terkait dengan unggahannya di Twitter, kata pejabat setempat.
Ratusan pengunjuk rasa turun ke jalan di kota Nasiriyah menentang keputusan pengadilan yang keluar pada minggu ini yang menghukum Hayder Hamid al-Zaidi dengan hukuman tiga tahun penjara karena dituduh mengecam milisi yang didukung negara.
BACA JUGA: Iran Sambut Langkah Irak Jaga PerbatasanPasukan keamanan melepaskan tembakan untuk membubarkan pengunjuk rasa, menewaskan dua orang dan melukai 17 orang lainnya, demikian menurut sumber pejabat tinggi pemerintah daerah dan sumber medis. Mereka berbicara dengan syarat anonim karena mereka tidak berwenang untuk berbicara kepada media tentang masalah tersebut.
Zaidi, 20, yang aktif dalam protes populer antipemerintah yang dimulai pada Oktober 2019, dijatuhi hukuman di pengadilan pidana di Baghdad pada Senin (5/12) terkait komentar di Twitter yang menurutnya tidak ia tulis. Ia didakwa di bawah pasal hukum pidana yang melarang menghina lembaga atau pejabat pemerintah mana pun secara terbuka.
Tweet tersebut, diposting pada bulan Januari di akun al-Zaidi, memposting gambar Abu Mahdi al-Muhandis, wakil komandan Pasukan Mobilisasi Populer, pasukan induk dari sebagian besar kelompok paramiliter Syiah. Postingan itu mengejek julukan "syuhada" kepada Muhandis oleh banyak orang di Irak dan menggambarkan Muhandis sebagai "agen mata-mata."
7Muhandis tewas dalam serangan AS pada Januari 2020 yang juga menewaskan Jenderal Qassem Soleimani, komandan Pasukan elit Quds, Iran.
Al-Zaidi ditangkap terkait cuitan tersebut pada bulan Juni dan dibebaskan setelah 16 hari dengan jaminan. Ia menyatakan bahwa akunnya telah diretas. [my/ka]