Kekerasan Israel-Palestina memuncak dengan serangkaian bentrokan dan serangan baru-baru ini. Palestina menyalahkan rencana perdamaian Presiden Donald Trump, yang dianggap menguntungkan Israel.
Sebagian tentara Israel berada di daerah hiburan terkenal Yerusalem, ketika mereka akan diambil sumpahnya di Tembok Barat ketika seorang Palestina mengendarai mobil menabrak mereka, dan melukai 12 tentara Israel. Polisi Israel mengatakan, mobil penyerang ditemukan di dekatnya tetapi pengemudinya belum ditangkap. Penyerang itu disebut sebagai warga Palestina berusia 24 tahun dari Yerusalem timur.
Dokter Alon Shwartz, kepala bagian trauma di Rumah Sakit Shaarei Tzedek, Yerusalem mengatakan, salah seorang tentara dalam kondisi kritis.
Shwartz mengatakan, tentara itu dibawa dengan cedera kepala serius dan cedera lain, ia dioperasi dan masih dalam perawatan intensif. Ia berharap keadaannya akan membaik.
Beberapa jam kemudian, seorang Palestina menembaki seorang tentara di Kota Tua Yerusalem, penembakan pertama dalam hampir dua tahun di sana. Satu tentara luka ringan dan penyerangnya tewas dibunuh. Dalam serangan ketiga dalam 12 jam, seorang pemukim Yahudi di Tepi Barat luka ringan kena tembak.
Sementara itu, di kota Jenin, Tepi Barat, pasukan Israel menembak mati seorang kadet keamanan Palestina berusia 19 tahun karena suatu hal yang tidak jelas sebabnya. Tentara itu berada di sana untuk menghancurkan rumah orang yang dituduh melakukan serangan teroris.
Pada hari Rabu (5/2) pasukan Israel menembak mati seorang warga Palestina berusia 17 tahun di Hebron yang mereka katakan melemparkan bom api ke arah mereka. Ia disebut sebagai "martir pertama dari rencana perdamaian Trump."
BACA JUGA: Pandangan Dunia Arab terhadap TrumpPejabat keamanan Palestina Akram Rajoub mengatakan, Israel bertanggung jawab atas kekerasan itu. Ia mengatakan, orang-orang Palestina merasa di bawah tekanan dan putus asa untuk masa depan mereka, pemerintah Israel dan menurutnya, Presiden AS Donald memperburuk keadaan.
Israel mengatakan akan mengirim lebih banyak pasukan ke tempat-tempat yang kacau dan berharap daerah itu akan segera tenang kembali. [ps/ii]