Lebih dari 9.500 tahanan di Myanmar diperintahkan untuk dibebaskan setelah mendapat amnesti presiden negara itu. Namun dalam kelompok yang dibebaskan itu tidak termasuk dua wartawan Reuters pemenang Penghargaan Pulitzer.
Laman Facebook Presiden Win Myint mengatakan, ia telah menandatangani surat pengampunan terhadap 9.551 tahanan, termasuk 16 orang asing, untuk dibebaskan pada saat negara itu merayakan tahun baru tradisional.
Daftar resmi mereka yang dibebaskan biasanya tidak diumumkan ke publik, namun para aktivis memonitor langsung pembebasan di penjara-penjara, khususnya di Penjara Insein di Yangon, di mana para tahanan paling penting biasanya ditempatkan.
Sejumlah simpatisan pendukung dua wartawan Reuters yang dipenjarakan karena divonis bersalah melanggar UU Rahasia Negara menanti di penjara itu, Namun hingga Rabu sore (17/4), keduanya tidak terlihat dibebaskan.
Wa Lone dan Kyaw Soe Oo sedang menjalani masa hukuman tujuh tahun penjara. Mereka sendiri sejauh ini mengaku tidak bersalah dan telah dijebak melakukan pelanggaran karena laporan-laporan mereka mengenai penumpasan terhadap kelompok minoritas Muslim Rohingya oleh pasukan keamanan di negara bagian Rakhine.
Lebih dari 700.000 Rohingya melarikan diri ke Bangladesh menyusul penumpasan itu, yang dimulai Agustus 2017. Para pengeritik menggambarkan aksi penumpasan itu sebagai pembersihan etnis, atau bahkan genosida, yang dilakukan pasukan keamanan Myanmar. [ab]