Para pejabat Libya mengatakan, Duta Besar Amerika untuk Libya dan tiga staf kedutaan tewas setelah para demonstran menyerbu konsulat Amerika di Benghazi, hari Selasa malam (11/9).
Insiden itu terjadi ketika para demonstran Libya yang marah karena sebuah film amatir Amerika menghina Nabi Muhammad, menembaki dan membakar gedung konsulat Amerika.
Duta Besar J. Christopher Stevens, seorang diplomat karier dan salah satu diplomat paling berpengalaman di kawasan itu, baru berada di Libya kurang dari empat bulan setelah menduduki posnya di Tripoli bulan Mei.
Presiden Barack Obama hari Rabu mengutuk penyerbuan yang menewaskan empat warga Amerika itu. Dalam pernyataannya, Obama mengatakan keempat warga Amerika mewujudkan komitmen Amerika pada kebebasan, keadilan, dan kemitraan dengan negara dan bangsa di seluruh dunia. Ia mengutuk pembunuhan keempat orang Amerika itu dan bertekad akan memburu para penyerang.
Sewaktu berbicara di Taman Mawar Gedung Putih dengan didampingi Menteri Luar Negeri Hillary Clinton, Obama menyatakan akan bekerja sama dengan pemerintah Libya untuk mengajukan para pembunuh yang menyerang keempat korban itu ke pengadilan.
Obama mengatakan ia memerintahkan ditingkatkannya keamanan di pos-pos diplomatik Amerika di seluruh dunia. Usai berpidato Obama menuju Departemen Luar Negeri untuk menenangkan para staf diplomatik.
Dalam pernyataan sebelumnya, Obama menyebut Stevens sebagai utusan Amerika yang berani, yang tanpa pamrih menjalankan tugas-tugasnya semasa revolusi Libya.
Wakil Perdana Menteri Libya Mustafa Abu Shagour juga mengutuk pembunuhan itu, yang disebutnya sebagai perbuatan pengecut.
Stevens dikagumi pemberontak Libya karena dukungannya dalam pergolakan menggulingkan Moammar Gadhafi. Kematian terjadi ketika para demonstran menembaki dan membakar konsulat Amerika di Benghazi.
Para demonstran marah karena sebuah film yang menurut media Amerika dibuat oleh Sam Bacile, seorang warga Amerika keturunan Israel, yang mendeskripsikan Islam sebagai kanker. Film itu didanai sebuah kelompok Kristen Koptik Mesir. Potongan-potongan film itu ditayangkan dalam bahasa Inggris dan Arab di Youtube.
Wakil Menteri Dalam Negeri Libya Wanis al-Sharif mengatakan, Duta Besar Stevens tewas bersama tiga pejabat lain, mengukuhkan bahwa Stevens berada di konsulat AS di kota Benghazi ketika serangan terjadi.
Sharif mengatakan kepada wartawan, kawanan bersenjata menyerbu konsulat hampir seperti misi bunuh diri. Ditambahkan, misi Amerika bersalah karena tidak mengambil tindakan berjaga-jaga.
Di Mesir, para demonstran memanjat pagar kedutaan besar Amerika di Kairo dan mengganti bendera Amerika dengan bendera Islamis. Para demonstran, umumnya kaum Islamis ultra konservatif, terus melakukan protes hingga Rabu dini hari.
Duta Besar J. Christopher Stevens, seorang diplomat karier dan salah satu diplomat paling berpengalaman di kawasan itu, baru berada di Libya kurang dari empat bulan setelah menduduki posnya di Tripoli bulan Mei.
Presiden Barack Obama hari Rabu mengutuk penyerbuan yang menewaskan empat warga Amerika itu. Dalam pernyataannya, Obama mengatakan keempat warga Amerika mewujudkan komitmen Amerika pada kebebasan, keadilan, dan kemitraan dengan negara dan bangsa di seluruh dunia. Ia mengutuk pembunuhan keempat orang Amerika itu dan bertekad akan memburu para penyerang.
Sewaktu berbicara di Taman Mawar Gedung Putih dengan didampingi Menteri Luar Negeri Hillary Clinton, Obama menyatakan akan bekerja sama dengan pemerintah Libya untuk mengajukan para pembunuh yang menyerang keempat korban itu ke pengadilan.
Obama mengatakan ia memerintahkan ditingkatkannya keamanan di pos-pos diplomatik Amerika di seluruh dunia. Usai berpidato Obama menuju Departemen Luar Negeri untuk menenangkan para staf diplomatik.
Dalam pernyataan sebelumnya, Obama menyebut Stevens sebagai utusan Amerika yang berani, yang tanpa pamrih menjalankan tugas-tugasnya semasa revolusi Libya.
Wakil Perdana Menteri Libya Mustafa Abu Shagour juga mengutuk pembunuhan itu, yang disebutnya sebagai perbuatan pengecut.
Para demonstran marah karena sebuah film yang menurut media Amerika dibuat oleh Sam Bacile, seorang warga Amerika keturunan Israel, yang mendeskripsikan Islam sebagai kanker. Film itu didanai sebuah kelompok Kristen Koptik Mesir. Potongan-potongan film itu ditayangkan dalam bahasa Inggris dan Arab di Youtube.
Wakil Menteri Dalam Negeri Libya Wanis al-Sharif mengatakan, Duta Besar Stevens tewas bersama tiga pejabat lain, mengukuhkan bahwa Stevens berada di konsulat AS di kota Benghazi ketika serangan terjadi.
Sharif mengatakan kepada wartawan, kawanan bersenjata menyerbu konsulat hampir seperti misi bunuh diri. Ditambahkan, misi Amerika bersalah karena tidak mengambil tindakan berjaga-jaga.
Di Mesir, para demonstran memanjat pagar kedutaan besar Amerika di Kairo dan mengganti bendera Amerika dengan bendera Islamis. Para demonstran, umumnya kaum Islamis ultra konservatif, terus melakukan protes hingga Rabu dini hari.