Duta Besar Amerika Serikat untuk PBB, Jumat (19/4) menyerukan agar negara-negara yang mempunyai senjata atom melakukan perlucutan senjata nuklir. Seruan itu disampaikan ketika ia mengunjungi museum bom atom di Nagasaki, Jepang.
Linda Thomas-Greenfield, yang menjadi anggota kabinet AS pertama yang mengunjungi Nagasaki, menekankan pentingnya dialog dan diplomasi di tengah meningkatnya ancaman nuklir di wilayah tersebut.
“Kita harus terus bekerja sama untuk menciptakan lingkungan bagi perlucutan senjata nuklir. Kita harus terus mencegah penyebaran senjata nuklir di seluruh penjuru dunia,” ujarnya, usai berkeliling di museum bom atom tersebut.
“Bagi kita yang sudah memiliki senjata tersebut, kita harus melakukan pengendalian senjata. Kita bisa dan harus bekerja untuk memastikan bahwa Nagasaki adalah tempat terakhir yang mengalami kengerian senjata nuklir,” tambahnya, sambil berdiri di depan origami burung bangau yang digantung berwarna-warni, simbol perdamaian.
Amerika Serikat menjatuhkan bom atom pertama di Hiroshima pada 6 Agustus 1945, menghancurkan kota tersebut dan menewaskan 140.000 orang. Serangan kedua tiga hari kemudian di Nagasaki menewaskan 70.000 orang lagi. Jepang menyerah pada 15 Agustus, mengakhiri Perang Dunia II dan agresinya selama hampir setengah abad di Asia.
Gubernur Nagasaki Kengo Oishi mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa dia yakin kunjungan Thomas-Greenfield dan pengalaman langsungnya di museum itu “akan menjadi pesan yang kuat dalam mempromosikan momentum perlucutan senjata nuklir bagi masyarakat internasional pada saat dunia menghadapi lingkungan yang buruk. seputar senjata atom.”
Oishi mengatakan dia menyampaikan kepada duta besar tersebut tentang semakin pentingnya peran Nagasaki dan Hiroshima dalam menekankan perlunya perlucutan senjata nuklir.
Kunjungan Thomas-Greenfield ke Jepang terjadi setelah kunjungan resmi Perdana Menteri Fumio Kishida ke Amerika Serikat pekan lalu dan bertujuan untuk memperdalam hubungan trilateral Washington dengan Tokyo dan Seoul.
Selama kunjungannya ke Korea Selatan awal pekan ini, ia mengadakan pembicaraan dengan para pejabat Korea Selatan, bertemu dengan pembelot dari Korea Utara dan mengunjungi zona demiliterisasi.
Duta besar itu mengatakan Amerika Serikat sedang mempertimbangkan untuk membentuk mekanisme baru untuk memantau program senjata nuklir Korea Utara. Rusia dan China telah menggagalkan upaya yang dipimpin AS untuk meningkatkan sanksi PBB terhadap Korea Utara atas uji coba rudal balistiknya sejak tahun 2022, yang menegaskan ketidaksepakatan yang semakin dalam antara anggota-anggota tetap Dewan Keamanan mengenai perang Rusia terhadap Ukraina.
Dia mengatakan akan menjadi hal yang “optimal” untuk meluncurkan sistem baru tersebut bulan depan, meskipun masih belum pasti apakah hal itu mungkin dilakukan.
Amerika Serikat, Jepang dan Korea Selatan telah memperdalam hubungan keamanan di tengah meningkatnya ketegangan di wilayah tersebut akibat pertikaian dengan Korea Utara dan China. [ab/lt]