Duta Besar Israel untuk PBB Gilad Erdan, pada Selasa (24/10), menuntut pengunduran diri Sekretaris Jenderal António Guterres, dengan menuduh bahwa Guterres telah gagal mengutuk kekejaman terhadap warga sipil Israel.
Berbicara di markas besar PBB di New York, Erdan mengatakan bahwa lembaga tersebut "dibentuk untuk mencegah kekejaman" dan tanpa permintaan maaf dari Guterres, Erdan mengatakan bahwa tidak ada pembenaran atas keberadaannya.
“Saya pikir Sekretaris Jenderal harus mengundurkan diri karena mulai sekarang, setiap hari dia akan berada di gedung ini, kecuali jika ia segera minta maaf [dan] kami sudah menuntutnya untuk minta maaf, tidak ada justifikasi keberadaannya di gedung ini. Gedung ini didirikan untuk mencegah kekejaman,” ujar Erdan.
“Bagaimana mungkin seorang Sekretaris Jenderal, dengan kata-katanya, membenarkan kekejaman mengerikan yang menimpa warga sipil Israel? Warga sipil yang tidak berdosa,” tambahnya.
Sebelumnya, Guterres mengatakan keluhan rakyat Palestina tidak dapat membenarkan "aksi teror 7 Oktober yang mengerikan dan belum pernah terjadi sebelumnya" oleh Hamas di Israel, dan menuntut pembebasan semua sandera dengan segera.
Namun Guterres juga menekankan bahwa "serangan mengerikan tersebut tidak dapat membenarkan hukuman kolektif terhadap rakyat Palestina."
Ia menyampaikan keprihatinan mendalam atas "pelanggaran yang jelas-jelas terjadi terhadap hukum kemanusiaan internasional," dan menyebut pengeboman Israel yang terus menerus di Gaza dan tingkat kehancuran serta korban sipil berada di titik yang "mengkhawatirkan."
Israel kembali bersumpah untuk menghancurkan Hamas, menolak seruan gencatan senjata yang dibahas dalam pertemuan tingkat tinggi PBB pada hari Selasa (24/10), dan menyatakan bahwa perang di Gaza bukan hanya perang warga Palestina, tetapi "perang dunia bebas." [em/rs]