22 Dubes PBB Kutuk Perlakuan China Terhadap Uighur

Warga etnis Uighur duduk-duduk dekat patung mendiang Ketua Mao Zedong di Kashgar, Wilayah Autonomi Xinjiang Uighur, China, 23 Maret 2017.

Lebih dari 20 duta besar PBB mengirim surat kepada Dewan HAM di Jenewa, mengecam perlakuan China terhadap warga etnis Uighur dan Muslim lainnya di wilayah Xinjiang.

Para diplomat PBB dari 22 negara yang sebagian besar Eropa bersama dengan Australia, Kanada, Jepang, dan Selandia Baru menandatangani surat itu. Amerika belum menandatangani.

Para duta besar menyatakan keprihatinan tentang "laporan kredibel penahanan sewenang-wenang, serta pengawasan luas dan pembatasan, terutama menarget warga Uighur dan minoritas lainnya di Xinjiang."

Mereka mendesak China untuk menghentikan penahanan warga etnis minoritas itu dan memberi mereka "kebebasan bergerak" dalam komunitas mereka.

Para duta besar memilih untuk menyampaikan keprihatinan mereka dalam sebuah surat, daripada melalui resolusi yang pasti akan dibungkam oleh China.

"Pernyataan bersama itu penting tidak hanya bagi penduduk Xinjing, tetapi juga bagi orang-orang di seluruh dunia yang bergantung pada badan HAM PBB untuk meminta pertanggungjawaban China," kata Direktur Badan Pengawas PBB Jenewa, John Fisher, Rabu (10/7).

China membantah menahan orang-orang Uighur dan lainnya dalam apa yang oleh kelompok-kelompok HAM dan mantan tahanan disebut "kamp konsentrasi" yang bertujuan untuk secara paksa melebur mereka ke dalam masyarakat dan budaya China, tetapi menekan budaya dan agama mereka sendiri.

China menyebut kamp-kamp itu "pusat-pusat pendidikan kejuruan" yang didirikan untuk melatih orang-orang agar mendapat pekerjaan dan menjauhkan mereka dari tuduhan ekstremisme dan ancaman terorisme. [ps/ft]