Ekonom bank HSBC, Jumat (28/6), mengatakan pasar komoditas menghadapi fragmentasi dan gangguan pasokan yang lebih besar jika mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memenangkan pemilu pada 5 November nanti untuk masa jabatan kedua.
Awal yang lemah dari Presiden AS Joe Biden dalam debat calon presiden AS yang pertama pada Kamis (27/6) telah meningkatkan spekulasi mengenai potensi kembalinya kepemimpinan Trump, termasuk implikasi dari kebijakan perdagangannya dan usulan tarif terhadap China.
Pasar komoditas, yang sudah menghadapi harga tinggi yang didorong oleh kendala pasokan struktural, juga menghadapi ketidakpastian akibat ketegangan geopolitik, kata Paul Bloxham, kepala ekonom HSBC untuk Australia, Selandia Baru, dan komoditas global.
“Meningkatnya proteksionisme perdagangan global atau pergeseran tren tersebut merupakan risiko makroekonomi global yang kami waspadai,” kata Bloxham kepada forum diskusi Reuters Global Markets Forum (GMF).
“Hal ini akan meningkatkan risiko fragmentasi pasar komoditas yang lebih besar dan menciptakan gangguan pasokan yang mendukung harga komoditas.”
Geopolitik, perubahan iklim, dan transisi energi digabungkan untuk mendorong pasar komoditas global menjadi sangat tertekan, kata Bloxham, yang sebelumnya bekerja di departemen analisis ekonomi di bank sentral Australia, Reserve Bank of Australia (RBA).
Bloxham memperkirakan produsen besar, khususnya yang terlibat dalam bahan transisi energi seperti tembaga, akan mendapatkan keuntungan. Ia juga mengatakan bahwa negara-negara Amerika Latin, Amerika Serikat, Australia, dan Indonesia juga berpotensi menjadi pemenang. [ft/rs]