Polisi Sudan menggunakan gas airmata dan pentungan dalam menghadapi para pengunjuk rasa di Khartoum terkait kematian mahasiswa.
Setidaknya 600 orang ikut serta dalam demonstrasi di ibukota Sudan, Senin (10/12), terkait kematian empat mahasiswa yang diduga dibunuh polisi.
Banyak yang meneriakkan slogan-slogan anti-pemerintah seperti “Revolusi Hingga Tercapai Kemenangan.” Personil keamanan yang berpakaian sipil dilaporkan berada di lokasi dekat stasiun bus utama Khartoum – di mana terjadi kerusuhan serupa Minggu.
Para mahasiswa itu tewas saat pihak berwenang membubarkan aksi unjuk rasa yang menuntut keringanan uang kuliah di Universitas Gezira, selatan Khartoum. Mayat mereka ditemukan di sebuah saluran air, dan para aktivis mengatakan keempatnya dibunuh polisi.
Sebelumnya para mahasiswa tersebut bernegosiasi dengan pemberontak Darfur, meminta keringanan uang kuliah bagi mahasiswa yang terpaksa mengungsi akibat konflik di kawasan itu.
Meski sejumlah unjuk rasa pecah baru-baru ini terkait naiknya harga pangan dan isu-isu keresahan lainnya, belum ada demonstrasi di Sudan yang menggulingkan penguasa seperti terjadi di Mesir, Libya dan Tunisia.
Banyak yang meneriakkan slogan-slogan anti-pemerintah seperti “Revolusi Hingga Tercapai Kemenangan.” Personil keamanan yang berpakaian sipil dilaporkan berada di lokasi dekat stasiun bus utama Khartoum – di mana terjadi kerusuhan serupa Minggu.
Para mahasiswa itu tewas saat pihak berwenang membubarkan aksi unjuk rasa yang menuntut keringanan uang kuliah di Universitas Gezira, selatan Khartoum. Mayat mereka ditemukan di sebuah saluran air, dan para aktivis mengatakan keempatnya dibunuh polisi.
Sebelumnya para mahasiswa tersebut bernegosiasi dengan pemberontak Darfur, meminta keringanan uang kuliah bagi mahasiswa yang terpaksa mengungsi akibat konflik di kawasan itu.
Meski sejumlah unjuk rasa pecah baru-baru ini terkait naiknya harga pangan dan isu-isu keresahan lainnya, belum ada demonstrasi di Sudan yang menggulingkan penguasa seperti terjadi di Mesir, Libya dan Tunisia.