Empat tentara Prancis tewas dan lima lainnya cedera hari Sabtu (9/6) di Afghanistan timur.
Pemerintah Prancis mengatakan tentara yang tewas itu berasal dari rejimen yang berpangkalan di Lyon, Prancis. Para pejabat Afghanistan mengatakan seorang anggota Taliban yang menyamar sebagai seorang perempuan berjalan ke arah pasukan itu dan meledakkan dirinya, menewaskan empat tentara. Pemerintah Prancis mengatakan lima lainnya cedera, tiga di antaranya serius.
Taliban menyatakan bertanggung jawab atas serangan itu dalam sebuah e-mail.
Serangan hari Sabtu di Provinsi Kapisa, Afghanistan timur, terjadi setelah Presiden Prancis François Hollande mengumumkan penarikan 2.000 pasukan tempur dari Afghanistan menjelang akhir tahun sebelum penarikan keseluruhan pasukan NATO tahun 2014. Hollande, yang mengunjungi Afghanistan bulan lalu, mengatakan 1.400 tentara yang tersisa akan tetap berada di sana untuk membantu pelatihan dan logistik. Prancis juga menempatkan sekitar 150 polisi di negara itu.
François Géré, kepala Lembaga Analisis Strategis Prancis, menyatakan penarikan awal tentara Prancis dari Afghanistan menyebabkan pasukannya rentan terhadap serangan lebih jauh.
Géré mengatakan kepada radio Prancis, sebagai bagian yang lemah dari kontingen pasukan NATO, Prancis merupakan sasaran empuk. Ia mengatakan lebih banyak serangan bisa dilancarkan selagi tentara Prancis mundur dari Afghanistan, sehingga periode ini sangat rentan.
Sabtu pagi, NATO mengatakan seorang tentara lainnya tewas dalam serangan yang tidak berkaitan di Afghanistan timur. Keseluruhannya, 198 tentara internasional tewas tahun ini.
Taliban menyatakan bertanggung jawab atas serangan itu dalam sebuah e-mail.
Serangan hari Sabtu di Provinsi Kapisa, Afghanistan timur, terjadi setelah Presiden Prancis François Hollande mengumumkan penarikan 2.000 pasukan tempur dari Afghanistan menjelang akhir tahun sebelum penarikan keseluruhan pasukan NATO tahun 2014. Hollande, yang mengunjungi Afghanistan bulan lalu, mengatakan 1.400 tentara yang tersisa akan tetap berada di sana untuk membantu pelatihan dan logistik. Prancis juga menempatkan sekitar 150 polisi di negara itu.
François Géré, kepala Lembaga Analisis Strategis Prancis, menyatakan penarikan awal tentara Prancis dari Afghanistan menyebabkan pasukannya rentan terhadap serangan lebih jauh.
Géré mengatakan kepada radio Prancis, sebagai bagian yang lemah dari kontingen pasukan NATO, Prancis merupakan sasaran empuk. Ia mengatakan lebih banyak serangan bisa dilancarkan selagi tentara Prancis mundur dari Afghanistan, sehingga periode ini sangat rentan.
Sabtu pagi, NATO mengatakan seorang tentara lainnya tewas dalam serangan yang tidak berkaitan di Afghanistan timur. Keseluruhannya, 198 tentara internasional tewas tahun ini.