Empat Tewas, 49 Hilang dalam Kecelakaan Tambang di China

Tim penyelamat menarik kereta keluar dari tambang batu bara setelah terjadinya kecelakaan di Baiyin, Provinsi Gansu, sebagai ilustrasi. (Foto: China Daily via Reuters)

Korban tewas akibat runtuhnya tambang batu bara di wilayah Mongolia Dalam di China naik menjadi sedikitnya empat orang pada Kamis (23/2), sedangkan enam lainnya luka-luka dan 49 hilang, lapor media pemerintah.

Runtuhnya tambang terbuka di Liga Alxa yang dioperasikan oleh Xinjing Coal Mining Co pada Rabu (22/2) meninggalkan tumpukan puing berdiameter sekitar 500 meter dan diperkirakan setinggi 80 meter, lapor media pemerintah.

Presiden Xi Jinping pada hari Rabu (22/2) memerintahkan upaya pencarian dan penyelamatan, lapor media pemerintah, meskipun tanah longsor kedua pada malam hari menghambat pekerjaan untuk menemukan korban selamat.

“Kita harus melakukan segala upaya untuk menyelamatkan orang-orang yang hilang dan merawat yang terluka,” kata Xi.

Para pekerja tambang di Provinsi Sichuan, China. (Foto: AP)

Perdana Menteri Li Keqiang juga menuntut penyelidikan cepat atas penyebab kecelakaan itu.

Batu bara adalah sumber energi utama di China, tetapi tambang batu bara di sana termasuk yang paling banyak menelan korban di dunia, sebagian besar karena penegakan standar keselamatan yang lemah.

Usaha tambang di China Tambang juga telah mencoba untuk meningkatkan produksi selama setahun terakhir untuk memenuhi seruan pemerintah akan pasokan yang lebih besar dan harga yang stabil. Mongolia Dalam adalah wilayah penghasil batu bara terbesar di negara itu.

BACA JUGA: Sedikitnya 2 Tewas, Lebih dari 50 Hilang Akibat Runtuhnya Tambang di China

Tiga ratus personel pemadam kebakaran, 60 mobil pemadam kebakaran, dan 6 anjing pencari dan penyelamat berada di lokasi pada Kamis untuk membantu pencarian para penambang yang terjebak, kata media pemerintah.

Komisi Kesehatan Nasional mengatakan pada Rabu (22/2) malam bahwa enam orang yang terluka telah diselamatkan dan pihaknya telah mengirim 15 ambulans dan 45 staf medis untuk membantu penyelamatan.

Tambang itu sebelumnya merupakan tambang bawah tanah sampai tahun 2012 ketika diubah menjadi tambang terbuka, menurut media pemerintah. [lt/ab]