Empat warga negara Indonesia ditangkap sehubungan dengan penyelundupan puluhan pengungsi Rohingya yang kapalnya terbalik di perairan lepas pantai paling barat Indonesia bulan lalu, kata polisi, Selasa (2/4).
Pihak berwenang menyelamatkan 69 pengungsi Rohingya bulan lalu di lepas pantai barat provinsi Aceh, yang “menempel” di lambung kapal yang terbalik selama lebih dari sehari. Enam orang lainnya berhasil diselamatkan oleh sejumlah nelayan sehari sebelumnya.
Jenazah 16 pengungsi Rohingya juga ditemukan setelah kapal itu terbalik dan diyakini ada sekitar 150 orang berada di dalam kapal itu sebelumnya.
Polisi di provinsi Aceh mengatakan tiga orang yang diduga perantara diselamatkan sebagai bagian dari kelompok tersebut dan kemudian ditangkap. Yang keempat ditangkap setelah tersangka lainnya diinterogasi.
Orang-orang tersebut diduga melakukan perjalanan ke laut untuk menjemput para pengungsi, dengan menaiki kapal lain dari Bangladesh, dengan tujuan untuk mengangkut mereka ke Malaysia.
“Setelah dijemput dari pulau Sabang, para pengungsi Rohingya akan diangkut ke provinsi Sumatera Utara dengan truk sebelum menyeberang ke Malaysia,” kata Kapolres Aceh Barat Andi Kirana dalam konferensi pers.
BACA JUGA: Kapal Pengungsi Rohingya Terbalik di Perairan Aceh Barat, Basarnas Selamatkan 69 OrangSalah satu tersangka, yang diidentifikasi sebagai HS, mengatakan bahwa ia menerima lima juta rupiah per pengungsi dari seorang agen di Malaysia, kata Kirana. Tiga orang lainnya dituduh mengemudikan kapal-kapal ke laut untuk menjemput para pengungsi itu.
Pihak berwenang masih mencari empat tersangka lagi, yang diduga sebagai “dalang” di balik penyelundupan pengungsi Rohingya ke Aceh, tambah Ade.
Banyak warga Rohingya yang melakukan perjalanan berbahaya sepanjang 4.000 kilometer dari Bangladesh ke Malaysia, sehingga memicu operasi penyelundupan manusia bernilai jutaan dolar yang sering kali melibatkan persinggahan di Indonesia.
Etnis Rohingya yang sebagian besar beragama Islam mengalami penganiayaan berat di Myanmar, dan ribuan orang mempertaruhkan nyawa mereka setiap tahun dalam perjalanan laut yang panjang dan mahal.
Menurut badan pengungsi PBB (UNHCR), 1.752 pengungsi Rohingya, sebagian besar perempuan dan anak-anak, tiba di provinsi Aceh dan Sumatera Utara antara pertengahan November dan akhir Januari lalu.
UNHCR mengatakan bahwa ini adalah arus masuk pengungsi terbesar ke negara mayoritas Muslim tersebut sejak tahun 2015, yang dipicu oleh memburuknya kondisi di kamp-kamp pengungsi di Bangladesh dan bahaya kekerasan yang terus berlanjut di negara asal Rohingya, Myanmar. [ab/ns]