Peru, negara di Amerika Selatan, tengah berada dalam cengkraman krisis politik lainnya, setelah enam anggota kabinet Presiden Dina Boularte, tiba-tiba mengundurkan diri. Langkah ini dilakukan pada Senin (1/4), setelah polisi menggerebek rumah presiden tersebut.
Boularte berada di bawah penyelidikan karena diduga memperoleh satu set jam tangan mewah tanpa mengunkapkannya sebagai bagian dari hartanya. Polisi menggeledah rumah dan kantor presiden pada Jumat pekan lalu, untuk mencari sejumlah jam tangan mewah itu. Boularte sendiri telah membantah bahwa dia memperoleh jam tangan itu secara tidak sah.
Menteri Dalam Negeri, Victor Torres adalah yang pertama mundur pada Senin (1/4), diikuti oleh menteri pendidikan dan urusan perempuan. Menteri produksi, perdagangan asing, dan pertanian mundur beberapa jam kemudian. Portofolio Torres termasuk mengawasi polisi nasional, yang telah melakukan penggeledahan di rumah dan kantor Boularte.
Boularte melantik pengganti untuk enam menteri yang mundur pada Senin malam (1/4).
Kekacauan ini terjadi menjelang pemungutan suara di parlemen untuk menyetujui pilihan Boularte untuk perdana menteri. AP melaporkan bahwa sejumlah anggota parlemen telah menyebarkan sebuah resolusi untuk menurunkannya dari jabatan itu, dengan alasan “tidak punya kapasitas moral yang permanen”.
Boularte adalah mantan wakil presiden yang naik ke posisi puncak pada Desember 2022 setelah mantan Presiden Pedro Castillo dipaksa keluar dari kantornya dan ditangkap atas tuduhan korupsi dan pemberontakan. Dia merupakan presiden Peru keenam dalam enam tahun. [ns/ab]