Hampir 6 persen perempuan Amerika yang hamil dan terinfeksi virus Zika melahirkan bayi yang cacat sejak lahir, menurut penelitian yang dirilis Rabu. Angka itu hampir dua kali lebih tinggi dari perempuan yang terinfeksi lebih awal dalam kehamilan.
Penemuan itu berasal dari penelitian yang pertama diumumkan oleh Registrasi Kehamilan Zika AS, kerjasama antara Pusat Pengawasan dan Pencegahan Penyakit (CDC) dan departemen-departemen kesehatan negara bagian dan lokal.
Hal ini juga menunjukkan bahwa tingkat cacat lahir adalah sama, apakah perempuan menunjukkan tanda-tanda infeksi atau tidak, selama hamil. Itu penting karena kebanyakan orang yang terinfeksi tidak menunjukkan gejala, kata Margaret Honein dari CDC, salah satu penulis studi tersebut. Gejalanya termasuk demam, ruam, sakit pada persendian, dan mata merah.
Laporan yang dimuat dalam Journal of American Medical Association itu menemukan bahwa dari 442 perempuan yang terdaftar dalam U.S. Zika Registry sampai melahirkan, 26 bayi memiliki satu atau lebih cacat lahir diduga terkait dengan virus.
Delapan belas dari janin atau bayi memiliki mikrosefalus - kepala yang tterlalu kecil, yang sering menunjukkan perkembangan otak yang tidak normal. Pernah dianggap infeksi ringan karena nyamuk, Zika dikaitkan dengan ribuan kasus cacat lahir di Brazil dan di tempat lain.
Direktur CDC, Dr Thomas Frieden, mengatakan, penelitian itu penting karena menunjukkan bahwa "Zika menimbulkan risiko nyata selama kehamilan, terutama pada tiga bulan pertama, dan penting agar perempuan hamil tidak melakukan perjalanan ke daerah-daerah di mana Zika menyebar."
Tempat-tempat di mana perempuan dalam penelitian ini terinfeksi termasuk Barbados, Belize, Brazil, Colombia, Republik Dominika, El Salvador, Guatemala, Haiti, Honduras, Meksiko, Kepulauan Marshall dan Venezuela.
Sampai sekarang belum ada vaksin atau pengobatan Zika. [sp/isa]