Presiden Turki Erdogan menunjukkan potongan-potongan video itu dalam kampanye pemilihan lokal yang diadakan akhir minggu. Video yang gambarnya dikaburkan tapi suara tembakan senjata otomatis jelas terdengar, dipertunjukkan kepada ribuan orang yang hadir dalam rapat kampanye dan juga disiarkan lewat televisi.
Erdogan menggunakan video itu untuk menunjukkan serangan-serangan yang dilancarkan terhadap orang Islam dan Islamophobia. Ia mengecam dunia barat yang tidak menyebut serangan atas dua masjid di kota Christchurch itu sebagai “teror Kristen,” tapi kalau kejahatan seperti itu dilakukan oleh warga Muslim disebut “teror Islam.”
Erdogan juga mengutip manifesto yang ditulis oleh penyerang yang bernama Brenton Tarrant, di mana ia mengancam rakyat Turki, dan bertekad akan membuat Istanbul “kembali menjadi kota Kristen.”
BACA JUGA: Erdogan Tuduh Pawai Perempuan di Istanbul Tak Hormati Suara AzanPemimpin Turki itu kemudian menyerang tokoh oposisi Kemal Kilicdaroglu yang menyalahkan Islam dan orang-orang Islam sebagai penyebab serangan itu.
Kilicdaroglu mengecam serangan atas masjid itu dan mengatakan dunia Islam harus melihat pada dirinya sendiri untuk memahami sebab-sebab aksi teroris.
Faik Oztrak, wakil ketua Partai Republik Rakyat menuduh Erdogan menggunakan video itu sebagai “alat propaganda demi mendapat tiga atau lima suara tambahan.”
Menteri LN Selandia Baru Winston Peters hari Senin mengatakan ia telah memberi tahu Menlu dan wakil presiden Turki yang sedang berkunjung, bahwa video itu sama sekali tidak menunjukkan sikap rakyat Selandia Baru, dan bahkan bisa membahayakan rakyatnya.
Facebook mengatakan telah menghapus 1,5 juta video penembakan yang terjadi di Selandia Baru itu dalam waktu 24 jam setelah kejadian. (ii)