Presiden Turki Tayyip Erdogan menegaskan pada Sabtu (16/9) bahwa Ankara dapat membatalkan rencananya untuk bergabung dengan Uni Eropa jika perlu. Hal tersebut diungkapkan Erdogan ketika ditanya tentang isi laporan Parlemen Eropa tentang Turki.
Laporan tersebut, yang diadopsi awal pekan ini, mengatakan proses aksesi Turki dengan blok beranggotakan 27 negara tersebut tidak dapat dilanjutkan dalam kondisi saat ini. Laporan itu juga menyerukan Uni Eropa untuk menjajaki “kerangka paralel dan realistis” dalam hubungannya dengan Ankara.
Turki telah menjadi kandidat resmi untuk bergabung dengan Uni Eropa sejak 24 tahun terakhir. Namun pembicaraan aksesi mandek dalam beberapa tahun terakhir karena keprihatinan blok tersebut tentang pelanggaran hak asasi manusia dan penghormatan terhadap supremasi hukum di Turki.
“Uni Eropa sedang berusaha melepaskan diri dari Turki,” kata Erdogan kepada wartawan menjelang perjalanan ke Amerika Serikat. “Kami akan melakukan evaluasi terhadap perkembangan ini dan jika perlu, kami dapat berpisah dengan Uni Eropa.”
Kementerian Luar Negeri Turki mengatakan pada awal pekan ini bahwa laporan Parlemen Eropa berisi tuduhan dan prasangka yang tidak berdasar dan mengambil pendekatan yang “dangkal dan tidak visioner” terhadap hubungan negara tersebut dengan Uni Eropa. [ah]