Uni Eropa meluncurkan larangan impor bahan bakar diesel (solar) dari Rusia dan sejumlah produk pemurnian minyak asal Rusia pada Minggu (5/2). Kebijakan tersebut diambil untuk memangkas ketergantungan energi blok tersebut terhadap Rusia dan pendapatan bahan bakar fosil Kremlin, sebagai hukuman karena telah menginvasi Ukraina.
Larangan itu diberlakukan bersamaan dengan ketentuan batas harga yang disetujui oleh negara-negara sekutu Kelompok Tujuh (G7). Tujuannya agar solar dari Rusia tetap mengalir ke negara-negara seperti China dan India dan menghindari kenaikan harga mendadak yang akan merugikan konsumen di seluruh dunia, sekaligus mengurangi keuntungan Rusia untuk mendanai perang.
Solar adalah produk kunci dalam sistem perekonomian karena digunakan sebagai bahan bakar untuk mobil, truk pengangkut barang, peralatan pertanian, dan mesin pabrik. Harga solar meningkat karena pulihnya permintaan setelah pandemi COVID-19 dan keterbatasan kapasitas penyulingan, sehingga memicu inflasi barang-barang lainnya di seluruh dunia.
Sanksi-sanksi baru itu menciptakan ketidakpastian tentang harga karena 27 negara Uni Eropa mencari pasokan diesel baru dari AS, Timur Tengah dan India untuk menggantikan pasokan dari Rusia, yang pernah memasok 10 persen dari total kebutuhan diesel Eropa. Mengimport dari negara lain selain Rusia, memakan waktu perjalanan yang lebih lama daripada dari pelabuhan Rusia. [ps/jm]